DLH Akan Kembangkan Pengolahan Sampah Plastik Jadi Paving Block

Nusantaratv.com - 30 November 2022

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram HM Kemal Islam. (Foto: ANTARA/Nirkomala)
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram HM Kemal Islam. (Foto: ANTARA/Nirkomala)

Penulis: Habieb Febriansyah

Nusantaratv.com - Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, akan mengembangkan pengolahan sampah plastik menjadi paving block untuk mengurangi volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA).

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram HM Kemal Islam di Mataram, Rabu, mengatakan selama ini sampah plastik berupa kantong kresek, bekas makanan ringan, mi instan dan sampah-sampah tidak termanfaatkan dibakar dengan insenerator.

"Tapi setelah dilakukan uji coba di Kelurahan Monjok Timur, ternyata sampah plastik itu bisa dibuat menjadi paving block. Inilah yang akan kita tindaklanjuti," katanya.

Terhadap inovasi pengolahan sampah plastik menjadi paving block di Kelurahan Monjok Timur tersebut, Kemal memberikan apresiasi karena sampah plastik ini merupakan sampah yang tidak bisa terurai cepat.

Karenanya, sebagai bentuk dukungan dan pengembangan program pengolahan sampah plastik menjadi paving block, tahun 2023 DLH akan mengusulkan anggaran pengadaan mesin pelelehan plastik, termasuk cetakan paving block untuk mempercepat produksi.

"Insya Allah, tahun depan (2023-red) kita akan beli alat itu. Harganya kalau tidak salah sekitar Rp200 juta-Rp300 juta," katanya.

Dikatakan, kegiatan pengolahan sampah plastik menjadi paving block itu, nantinya akan dipusatkan di Bank Sampah Lisan Kebon Talo, agar menjadi satu kesatuan dengan pelaksanaan program pengolahan sampah lainnya.

"Sebelumnya, kami juga sudah melakukan studi banding ke Purwokerto Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, terkait dengan pengolahan sampah plastik menjadi paving block dan cara itu efektif kurangi sampah plastik," katanya.

Kemal menambahkan, di Bank Sampah Lisan Kebon Talo saat ini dilaksanakan dua kegiatan pengolahan sampah yakni dengan pengembangan maggot dan pembuatan pupuk kompos.

"Selanjutnya, kita akan laksanakan kegiatan pembuatan pupuk cair dan pengolahan sampah plastik menjadi paving block," katanya.

Sementara Lurah Monjok Timur Sumanto sebelumnya mengatakan, dalam tahap uji coba, satu unit paving block ukuran K-200 membutuhkan tiga kilogram sampah plastik atau setara dengan tiga karung sampah plastik.

"Dari sampah plastik yang kami miliki, kami berhasil membuat tiga unit paving block sebagai bahan uji coba dan Alhamdulillah ternyata berhasil," katanya.

Menurut dia dalam proses pembuatan paving block dengan sampah plastik ini dilakukan secara manual dengan alat tungku pembakaran seadanya. Sedangkan jenis plastik yang digunakan adalah plastik kresek, bekas mi instan, bekas bungkus permen, jajan ringan dan plastik lainnya yang tidak terpakai.

Pasalnya, kalau sampah plastik jenis botol atau kaleng sudah dipisahkan karena ada pangsa pasar tersendiri.

Sampah-sampah plastik yang tidak bisa diolah itu, lanjutnya, dimasukkan ke tungku pembakaran untuk dilelehkan secara bertahap. Setelah cair, barulah dituang ke cetakan dengan campuran seperempat pasir sebagai penguat.

"Selanjutnya, kita masukkan ke air untuk membuka hasil paving block dari sampah plastik," katanya.(Ant)

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close