Nusantaratv.com - Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, tetap menjaga produksi tanaman padi dengan melakukan berbagai kegiatan program untuk menargetkan mencapai sekitar 278.021 ton gabah kering giling (GKG) pada 2024.
"Untuk tanaman padi di Boyolali dengan perkiraan provitas 57,35 kuintal per hektare dengan luas tanam ditargetkan mencapai 48.478 ha dan perkirakan produksi mencapai sekitar 278.021 ton GKG, pada tahun ini," kata Kepala Dispertan Boyolali Joko Suhartono, di Boyolali, Selasa.
Joko Suhartono menjelaskan masa tanam mulai awal Januari 2024 di wilayah Boyolali memasuki musim hujan, total mencapai 2.381 ha yang tersebar di 11 dari 22 kecamatan yang ada dengan target produksi diperkirakan mencapai 13.655 ton GKG.
Target produksi gabah kering giling di Boyolali, pada Januari dengan luas tanam mencapai 2.381 ha itu, terdiri di Boyolali kota seluas 78 ha, Mojosongo 224 ha, Teras 314 ha, Sawit 329 ha, Banyudono 328 ha, Sambi 153 ha, Ngemplak 218 ha, Simo 330 ha, Karanggede 229 ha, Klego 15 ha, dan Wonosegoro 15 ha.
"Kami berharap masa tanam awal bulan ini, dapat berjalan lancar dan tidak ada gangguan hama penyakit pada tanaman padi selama musim hujan saat ini. Sehingga, Boyolali tetap mengalami surplus padi," kata Joko.
Dia mengatakan produksi gabah di Boyolali pada 2023 juga mengalami surplus mencapai 35.000 ton. Dispertan Boyolali berharapkan produksi gabah pada tahun ini, juga mengalami surplus sehingga kondisi pangan di wilayah ini tetap aman.
Sementara itu, kata dia, program kegiatan menjaga produktivitas yang tetap berlangsung antara lain pembangunan sarana umum, rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana pertanian seperti pembangunan jalan usaha tani, embung dan jaringan irigasi tersier.
Selain itu, kegiatan pengawasan penggunaan sarana pendukung pertanian sesuai dengan komoditas, teknologi dan spesifikasi lokasi. Contohnya, bantuan benih padi, jagung, kacang tanah, bawang merah yang bersertifikat atau berlabel. Kegiatan pengendalian organisme pengganggu tanaman dengan memberikan bantuan pestisida hayati atau ramah lingkungan.
Bahkan, peranan para petugas penyuluh pertanian lapangan dalam pendampingan kepada petani untuk tetap berproduksi dengan cara mengatur pemilihan pola tanam yang tepat.
Kendati demikian, pihaknya menghimbau kepada petani selama musim hujan saat ini, tetap waspada terhadap serangan penggerek batang, gunakan varietas padi yang tahan serangan penggerek batang dan tahan genangan.
Selain itu, pihaknya juga menghimbau petani melakukan budidaya tanaman yang sehat dengan pengaturan jarak tanam, pengaturan air dan lain-lain. Gunakan cara pengendalian non kimia lebih dahulu jika ada serangan penggerek, jika sudah melebihi ambang batas pengendalian gunakan pestisida sistemik.(Ant)