Dinkes Sinjai tingkatkan kualitas laboran untuk menjamin diagnosis TBC

Nusantaratv.com - 18 November 2022

Suasana kegiatan monev bersama laboran untuk menjamin diagnosa TBC di Sinjai, Jumat (18/11/2022). ANTARA/HO-Pemkab Sinjai
Suasana kegiatan monev bersama laboran untuk menjamin diagnosa TBC di Sinjai, Jumat (18/11/2022). ANTARA/HO-Pemkab Sinjai

Penulis: Habieb Febriansyah

Nusantaratv.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Sinjai, Sulawesi Selatan terus berupaya meningkatkan kualitas petugas laboratorium (laboran) kesehatan di daerah itu, khususnya untuk menjamin diagnosa Tuberkulosis (TBC).

"Kami menggelar Monev Mikroskopis TBC untuk mengetahui dan mengevaluasi kinerja laboran, khususnya untuk pemeriksaan TBC di Sinjai," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Sinjai Akhriani di Sinjai, Jumat.

Ia menjelaskan pentingnya monitor dan evaluasi mikroskopis TBC.

“Jadi monitoring evaluasi mikroskopis Tuberkulosis ini untuk menjamin kualitas laboratorium serta menegakkan diagnosis TBC,” katanya.

Ia mengatakan laboran di Sinjai telah melaksanakan kewajiban, baik dengan pelaporan maupun kinerja, sehingga mendapatkan apresiasi dari Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Makassar.

Hal itu dikarenakan seluruh laboratorium di Kabupaten Sinjai juga telah berfungsi dalam melaksanakan diagnosis, khususnya dalam kasus TBC.

“Alhamdulillah dari hasil monitoring kami untuk pemantauan mutu eksternal laboratorium TB telah dilaksanakan, dan mendapatkan apresiasi juga dari BBLK Makassar karena melaksanakan kewajibannya 100 persen,” katanya.

Ia menyebut kegiatan ini diikuti laboran di 16 puskesmas dan laboran Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sinjai, sedangkan pemateri dr. Yoeke Dewi Rasita, Sp. MK, Spesialis Mikrobiologi dari BBLK Makassar.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Sinjai dr Emmy Kartahara Malik mengatakan bahwa pihaknya kembali fokus mendorong capaian program TB.

Dirinya berharap, lebih aktif melakukan skrining kontak atau kasus baru maupun kasus lama.

Dengan begitu, diharapkan juga tetap melakukan pemantauan secara intens.

“Karena barangkali pasien-pasien lama kita takut datang berobat karena adanya pandemi COVID-19, makanya kita harus perhatikan jangan sampai lepas. Ibaratnya kita harus menjemput bola dan harus lebih aktif,” kata dia.(Ant)

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close