Dinkes DKI Pantau Perkembangan Varian Arcturus Lewat Genom Sequencing

Nusantaratv.com - 30 Maret 2023

Tangkapan layar paparan materi Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama dalam diskusi terkait pencabutan PPKM, di Jakarta, Kamis (5/1/2023). (ANTARA/ Zubi Mahrofi)
Tangkapan layar paparan materi Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama dalam diskusi terkait pencabutan PPKM, di Jakarta, Kamis (5/1/2023). (ANTARA/ Zubi Mahrofi)

Penulis: Alber Laia

Nusantaratv.com  - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyatakan terus memantau perkembangan dari varian COVID-19 terbaru yakni Arcturus atau XBB 1.16 lewat pemeriksaan genom sequencing.

“Apapun variannya, masyarakat tidak perlu panik. Kondisi di Jakarta sangat terkendali walaupun ada kenaikan kasus,” kata Kasi Surveilans Imunisasi Dinkes DKI Ngabila Salama kepada ANTARA melalui pesan singkat di Jakarta, Kamis.

Ngabila menuturkan dalam pantauan Dinkes sampai hari ini di Jakarta, belum ditemukan satu kasus pun dari varian Arcturus yang saat ini dilaporkan telah menyebabkan peningkatan kasus di India.

Sebaliknya, kondisi di Jakarta sangat terkendali walaupun ada kenaikan kasus dalam beberapa hari lalu, namun tidak disertai kenaikan kematian dan perawatan di rumah sakit.

Meski demikian, ancaman long covid, kata Ngabila, juga tidak boleh disepelekan sehingga mencegah sakit adalah yang terbaik dengan memakai masker di tempat sangat ramai, transportasi publik, dan jika sedang sakit.

“Kami mohon kepada masyarakat untuk menghindari bertemu orang yang sedang sakit,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Ngabila mengimbau agar masyarakat tetap bekerja sama dalam mencegah keparahan gejala akibat COVID-19 dan mencegah kematian dengan melengkapi dosis vaksin hingga booster kedua untuk usia 18 tahun ke atas.

“Mohon lengkapi selagi masih disediakan pemerintah secara gratis. Saat ini merk vaksin yang tersedia adalah Pfizer, Inavac dan Indovac,” ujar Ngabila.

Ia merinci, untuk vaksin jenis Pfizer bisa diberikan pada anak usia 12 tahun ke atas. Sementara bagi jenis Inavac serta Indovac adalah vaksin buatan dalam negeri yang diberikan untuk usia 18 tahun ke atas.

“Dosis pertama dan kedua bisa berbeda merk, dosis ketiga mengikuti merk dosis keempat dan dosis keempat mengikuti merk dosis ketiga,” katanya.

Di sisi lain, Ngabila memastikan pihaknya akan terus melakukan pemantauan genom sequencing secara rutin, agar tidak ada satu kasus dengan varian baru pun yang lolos dari pengawasan pemerintah, terutama di DKI Jakarta.(Ant)

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])