Dinasti Jokowi Disorot The New York Times, Tingkatkan Intensitas Gerakan Mahasiswa Tolak Politik Dinasti

Nusantaratv.com - 14 Januari 2024

Ilustrasi Dinasti politik Jokowi / Foto: Lembaga Pers Indonesia
Ilustrasi Dinasti politik Jokowi / Foto: Lembaga Pers Indonesia

Penulis: Arfa Gandhi

Hal tersebut disampaikannya usai konferensi pers Survei Nasional Peta Elektoral Pemilu 2024 Gagas Lintas Data (Galidata) di kawasan Jakarta Pusat pada Kamis (11/1/2024).

"Kalau ke dalam negeri nggak, tapi citra Pak Jokowi ke luar negeri mungkin. Tapi jangan lupa, ada banyak pemilih kita juga di luar negeri yang itu punya dampak terhadap mereka. Kalau pemilih kita yang di luar negeri itu, ya punya dampak. Tapi kalau ke dalam negeri, ke Gen Z-nya ya tidak. Mereka nggak baca itulah," kata Ray.

Ray mengingatkan isu tersebut tengah bekerja saat ini meskipun di awal kemunculannya tidak memberikan dampak elektoral sebagaimana yang terekam salam sejumlah survei.

Indikasinya ia melihat saat ini gimmik gemoy dari calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto kurang diminati.

Indikasi kedua, ia melihat semakin meningkatnya intensitas gerakan mahasiswa yang menolak politik dinasti.

Di samping itu menurutnya, kelompok yang mampu efektif mendiseminasi isu gerakan anti dinasti dan antinepotisme itu adalah kalangan mahasiswa.

"Itu yang saya sebut tadi, isu ini sedang bekerja. Dari mana kita melacaknya? Pertama, soal isu gemoy yang makin kurang diminati. Yang kedua makin meningkatnya intensitas gerakan mahasiswa yang menolak politik dinasti," kata dia.

"Tadi saya buat perbandingan kalau 1 mahasiswa yang ikut aksi itu saja mengirim WA ke temannya 10 orang di kampung, anda bisa bayangkan berapa juta yang mereka bisa pengaruhi dengan isu antipolitik dinasti," sambung dia.

Indikasi kedua, ia melihat semakin meningkatnya intensitas gerakan mahasiswa yang menolak politik dinasti.

Di samping itu menurutnya, kelompok yang mampu efektif mendiseminasi isu gerakan anti dinasti dan antinepotisme itu adalah kalangan mahasiswa.

"Itu yang saya sebut tadi, isu ini sedang bekerja. Dari mana kita melacaknya? Pertama, soal isu gemoy yang makin kurang diminati. Yang kedua makin meningkatnya intensitas gerakan mahasiswa yang menolak politik dinasti," kata dia.

"Tadi saya buat perbandingan kalau 1 mahasiswa yang ikut aksi itu saja mengirim WA ke temannya 10 orang di kampung, anda bisa bayangjan berapa juta yang mereka bisa pengaruhi dengan isu antipolitik dinasti," sambung dia.

Indikasi lainnya, ia melihat bagaimana strategi kampanye pasangan calon presiden dan wakil presiden lainnya yang menyasar Gen Z.

Menurutnya, antusiasme Gen Z yang berpartisipasi dalam acara kampanye paslon lain bisa ditafsirkan sebagai kecenderungan sikap mereka terhadap antipolitik dinasti.

"Anda lihat 'Desak Anies'. Itu yang hadir GenZ, GenZ semua itu kan. Anak-anak muda, milenial. Itulah sekarang dilakoni oleh Pak Mahfud juga Ganjar Pranowo. Kenapa lebih terfokus kepada tokoh ini. Ya karena itu tadi, ada kecenderungan untuk menolak politik dinasti di kalangan GenZ ini," kata dia.

 

Halaman

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close