Nusantaratv.com-Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen Indonesia untuk berperan aktif mengantisipasi perubahan iklim yang berdampak lingkungan.
Komitmen tersebut ditegaskan Prabowo saat berbicara di forum KTT G20 Brasil 2024.
"Kita telah membahas masalah kemiskinan dan kelaparan. Kita semua memiliki komitmen kuat untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Tantangan-tantangan tersebut memang berdampak pada negara-negara berkembang. Pembangunan berkelanjutan dan agenda transisi energi mereka," kata Prabowo seperti diberitakan NusantaraTV, Rabu (20/11/2024).
Menurut Prabowo G20 harus menghasilkan tindakan-tindakan konkret untuk membantu mencapai SDGs.
"Kami di Indonesia semua memiliki komitmen kuat untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Indonesia terus memperkuat komitmen kita hingga tahun 2022 kita telah mencapai 50% dari target SDGs dan kita berada di jalur yang tepat untuk terus berusaha mencapai target SDGs," ujarnya.
Prabowo mengatakan upaya Indonesia saja tidak cukup, dunia memerlukan aksi kolektif khususnya dari negara-negara yang tergabung dalam G20.
"Pilar penting lain dari pembangunan berkelanjutan tentu saja lingkungan hidup. Indonesia menderita dampak perubahan iklim secara langsung. Wilayah pesisir kita sekarang terendam oleh naiknya permukaan air laut. Kami terpaksa memindahkan ibu kota," paparnya.
Ia menyebut para petani dan nelayan Indonesia sekarang hidup dalam kondisi yang sulit. Hal ini akan memperburuk kemiskinan dan kelaparan.
"Oleh karena itu, tidak ada alternatif bagi Indonesia. Kami berkomitmen penuh untuk mengambil tindakan. untuk mengurangi suhu iklim untuk mengamankan lingkungan kita dan mengatasi situasi ini," ucapnya.
Baca juga: Breaking News: Keakraban Presiden Prabowo Subianto bersama Pemimpin MIKTA di KTT G20 Brasil 2024
"Kita berkomitmen untuk mencapai energi terbarukan dan hijau kita diberkati dengan banyak sumber daya yang kita miliki sekarang atau mencapai produksi solar atau biodiesel dan sekarang kebutuhan solar kita terpenuhi 50%. Itu dari tanaman berbasis minyak kelapa sawit," lanjutnya.
"Dan kami sekarang sedang mengembangkan teknologi untuk memproduksi bensin dari minyak kelapa sawit. Kami juga memiliki cadangan panas bumi yang sangat besar dan kami berencana untuk menghentikan pembangkit listrik tenaga batu bara dan semua pembangkit listrik tenaga fosil dalam 15 tahun ke depan," imbuhnya.
Lebih lanjut Prabowo menyampaikan keberlanjutan dan bukan eksploitasi harus dibagi secara global.
Ia menekankan Indonesia dengan hutannya yang luas telah berkontribusi selama bertahun-tahun untuk menjaga suhu dunia.
"Kita dianggap sebagai paru-paru bumi tapi kita belum melihat janji negara maju untuk memberikan kredit karbon. Hal ini selalu ditawarkan kepada kita. Oleh karena itu kita perlu komitmen berkelanjutan untuk mengimbangi peran hutan kita dalam menjaga suhu global," tandasnya.
Prabowo menambahkan Indonesia terbuka untuk mengoptimalkan prospek 557 juta ton kredit karbon.
"Kita juga memiliki kapasitas penyimpanan karbon terbesar dan kita persembahkan ini juga kepada dunia," pungkasnya.
Ia menekankan pertemuan G20 harus bersatu dan menyatukan.
"Negara-negara ekonomi maju dan berkembang yang memiliki pandangan yang berbeda dalam menanggapi tantangan paling mendesak di dunia dalam semangat transparansi, inklusivitas, dan konsensus sebagai prinsip penting dalam G20," tutupnya.