Depok Wakili Indonesia di UNESCO Sebagai Kota Kreatif, Kok Bisa?

Nusantaratv.com - 15 Juni 2023

Kota Depok. (Net)
Kota Depok. (Net)

Penulis: Mochammad Rizki

Nusantaratv.com - 

Depok menjadi wakil Indonesia ke Jejaring Kota Kreatif UNESCO. Selain Depok, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menunjuk Surakarta untuk jadi perwakilan Indonesia ke ajang UNESCO Creative Cities Network (UCCN) atau Jejaring Kota Kreatif UNESCO tahun 2023.

Berdasarkan rapat pleno yang dilakukan Kemenparekraf, Depok bakal mewakilkan Indonesia dalam bidang media arts atau seni media. Sementara Surakarta terpilih di bidang kerajinan tangan dan kesenian rakyat.

Mengutip situs Kominfo, Kamis (15/6/2023), Depok dipilih mewakili Indonesia lantaran dinilai paling memenuhi kriteria dari 19 indikator penilaian yang telah ditetapkan oleh UNESCO.

Di sisi lain, terpilihnya Depok sempat menimbulkan tanda tanya di benak masyarakat. Sebab, selama ini boleh dibilang Depok lebih tersohor dengan hal-hal kontroversi, di antaranya babi ngepet, Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) mengenai Penyelenggaraan Kota religius (PKR), juga memutar lagu di lampu merah. Sebaliknya, seni media tak pernah identik dengan Depok.

Meski banyak yang menganggap sinis Kota Depok, kota yang mepet Jakarta ini dinilai memiliki ekosistem ekonomi kreatif yang cukup kuat di dalam kotanya. Itu dilihat dari banyaknya perusahaan serta pusat perusahaan rintisan di kota tersebut.

"Kota Depok menurut saya bisa terpilih berkat kolaborasi kerja-kerja multi stakeholder yang aktif berperan memajukan sektor-sektor ekonomi kreatif, terutama dari unsur ABCGM, yaitu Akademisi, Bisnis, Community, Government, dan Media," ujar sejarawan arsitektur dan anggota Tim Ahli Cagar Budaya Kota Depok, Mushab Abdu Asy Syahid, Rabu (14/6/2023). 

"Terutama, dari komunitas-komunitas yang tergabung dalam ekosistem ekonomi kreatif cukup kuat dan signifikan, dilihat dari menjamurnya hub-hub dan co-working space yang produktif dan mendorong pemda untuk membuat kebijakan-kebijakan yang responsif," sambungnya. 

Menurut dia, Pemerintah Kota Depok telah berfokus dalam pengembangan UMKM yang berbasis potensi lokal sejak tahun 2019. Bappeda Depok misalnya, yang sempat menggandeng akademisi Universitas Indonesia dalam membuat kajian pengembangan ekonomi kreatif berdasarkan identitas lokal Depok.

Hasilnya, setiap kecamatan di Depok kini telah memiliki produk unggulan masing-masing.

"Setiap kecamatan punya produk unggulan masing-masing, misalnya mengembangkan produk olahan buah-buahan dan juga industri ikan hias," jelas dia.

Selain itu, dia menyampaikan Depok juga tengah merencanakan pembangunan fasilitas Creative Center yang telah melewati tahap feasibility study dan perancangan desain sejak tahun 2022.

Menurutnya, komunitas kreatif di Kota Depok terbagi menjadi tiga kelompok. Yakni, komunitas kreatif berbasis teknologi, komunitas kreatif berbasis seni budaya, dan komunitas ekonomi kreatif yang berbasis pada sektor kuliner.

Mengutip situs berita resmi Kota Depok, Wali Kota Depok Mohammad Idris bahkan mengatakan Kota Depok memiliki 113 startup atau perusahaan rintisan, creative space yang berguna untuk mendukung kemampuan dan kreativitas berbagai masyarakat.

"Depok juga memiliki kemampuan support budget dengan PAD (Pendapatan Asli Daerah) yang memadai, saat ini nilainya Rp 1,644 triliun," jelas dia.

Tapi di sisi lain, menurut pelaku pariwisata, Ira Lathief, Kota Depok sendiri mesti melakukan pembenahan. Dia memandang Depok belum memiliki keistimewaan dalam sektor pariwisatanya jika dibanding kota-kota sekitarnya.

"Kalau untuk aspek potensi wisata sih kalau menurutku belum terlalu istimewa, karena belum terlalu booming juga destinasi-destinasi wisata di Depok. Paling yang bisa didatangi di sana itu seperti wisata kuliner, sama wisata sejarah yang cuma ada di Depok lama," ujar Ira.

Indonesia sendiri belum pernah meloloskan kota atau kabupaten di bidang media arts dalam ajang UCCN. Tapi terdapat kota terkenal seperti Toronto di Kanada, yang sempat lolos di ajang tersebut.

Toronto membawa beberapa hal untuk lolos dalam kategori ini, misalnya mereka menanamkan budaya sejak awal perencanaan kota, mempromosikan musik dalam seni media, mengupayakan pengembangan fasilitas untuk festival film di Toronto, mengutip Detikcom. 

Di samping itu, mereka juga aktif bermitra dengan pusat kebudayaan dan teknologi McLuhan dari Universitas Toronto dalam mempromosikan acara dan program yang mereka miliki. Misalnya, mereka sempat mengadakan konferensi satu hari untuk komunitas seni media dalam mendukung pengembangan sektor itu. 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close