Nusantaratv.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi terjadinya cuaca ekstrem selama arus perjalanan mudik Idul Fitri 2024, khususnya di wilayah Jawa Timur dan sejumlah daerah di Indonesia bagian timur, seiring timbulnya keberadaan bibit siklon 96S di sekitar Laut Sawu.
Menurut Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, mengatakan bahwa "bibit siklon 96S teridentifikasi memiliki pusat di sekitar Laut Sawu mempengaruhi kecepatan angin maksimum berkisar antara 28-37 kilometer per jam dengan tekanan pada pusatnya sekitar 1.007 mb.
Analisis BMKG menunjukkan bahwa pergerakan angin maksimum akibat tekanan tersebut mengarah ke arah barat daya hingga selatan, menjauhi perairan selatan Nusa Tenggara Timur.
"Dengan kondisi demikian, sistem bibit siklon 96S meningkatkan potensi risiko sedang hingga tinggi dalam periode dua atau tiga hari ke depan," ujarnya.
Guswanto memprediksi bahwa siklon ini akan meningkatkan terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat di wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Selain itu, potensi angin kencang juga diperkirakan meningkat di sekitar Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Lebih lanjut, siklon ini juga berpotensi menimbulkan gelombang tinggi dengan ketinggian 1.25 - 2.5 meter di sekitar Samudera Hindia selatan Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Selat Sumba bagian barat, Perairan selatan Pulau Sumba, Perairan Selatan Kupang - Pulau Rote, dan Laut Sawu bagian selatan.
Guswanto menambahkan bahwa kondisi cuaca ekstrem ini didukung oleh Aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) serta fenomena Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial yang masih terpantau dan diprediksi aktif di wilayah Indonesia. Suhu muka laut yang hangat juga turut berperan dalam menyediakan kondisi yang mendukung pertumbuhan awan hujan yang signifikan.
"Oleh sebab itu BMKG meminta semua pihak untuk lebih berhati-hati dan tetap waspada saat melakukan aktivitas beberapa hari ke depan. Khususnya para pemudik periode Lebaran yang diharapkan memantau perkembangan cuaca sebelum melakukan perjalanan," tandasnya.
Dengan potensi cuaca ekstrem yang meningkat, kerja sama antara BMKG dan masyarakat dalam memantau dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat menjadi sangat penting untuk mengurangi risiko yang mungkin timbul.