China 'Cawe-cawe' di Pilpres Taiwan, Tak Ingin Lai Ching-te Menang

Nusantaratv.com - 11 Januari 2024

Lai Ching-te capres yang diprediksi memenangkan Pilpres Taiwan/ist
Lai Ching-te capres yang diprediksi memenangkan Pilpres Taiwan/ist

Penulis: Ramses Manurung

Nusantaratv.com-Pemerintah China terkesan cawe-cawe dalam pemilihan presiden Taiwan yang diagendakan digelar Sabtu (13/1/2024). Secara terang-terangan China memperingatkan warga Taiwan untuk tidak memilih Lai Ching-te yang diusung Partai Progresif Demokratik (DPP). China menegaskan jika Lai Ching-te yang menjadi pemenang Pilpres Taiwan, akan menimbulkan bahaya besar bagi hubungan lintas selat.

Seolah mengabaikan peringatan yang dilontarkan China, hasil jajak pendapat menunjukkan bahwa mayoritas warga Taiwan tampaknya mendukung Lai Ching-te. 

Merespons hal tersebut, Kantor Urusan Taiwan Cina mengatakan, mereka berharap sebagian besar warga Taiwan tidak membiarkan Lai dan DPP memenangkan pemilu.

“Jika dia (Lai) berkuasa, dia akan lebih mendorong kegiatan separatis 'kemerdekaan Taiwan' dan menciptakan turbulensi di Selat Taiwan,” kata Kantor Urusan Taiwan Cina dalam sebuah pernyataan pada Kamis (11/1/2024).

“Ketika hubungan lintas selat berada di persimpangan jalan, kami berharap mereka akan membuat pilihan yang tepat dan bersama-sama menciptakan format baru untuk kemakmuran dan pembangunan lintas selat,” tambah Kantor Urusan Taiwan Cina.

Melihat manuver China, Lai Ching-te menuduh China berusaha melemahkan pilpres Taiwan. 

Pekan lalu, Kepala Kantor Urusan Taiwan Cina Song Tao menyerukan masyarakat Taiwan agar mendorong proses reunifikasi damai. Diklaim hal itu merupakan keinginan bersama dari rakyat di Taiwan dan Cina daratan.

Baca juga: China: Ketegangan di Laut Merah Dampak Lanjutan Konflik Gaza

“Tanah air pada akhirnya akan bersatu kembali, dan pasti akan bersatu kembali. Ini adalah keinginan dan misi bersama masyarakat di kedua sisi Selat Taiwan,” kata Song dalam pesan Tahun Baru-nya, pada Selasa (2/1/2024).

Dia mengungkapkan, masyarakat Taiwan harus meningkatkan hubungan lintas selat agar kembali ke jalur pembangunan damai yang benar. 

Song menegaskan kembali dukungan China terhadap prinsip “satu negara, dua sistem”. Ditekankan Beijing menolak kemerdekaan formal Taiwan dan upaya intervensi asing atas isu tersebut.

Diketahui China mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Namun Taiwan berulang kali menyatakan bahwa ia adalah negara merdeka dengan nama Republik Cina.

Perbedaan sikap tersebut membuat hubungan kedua negara tegang dan berpeluang memicu konfrontasi. Amerika Serikat (AS) merupakan negara yang aktif menyuarakan dukungan terhadap Taiwan.

Meski mengakui prinsip “Satu Cina”, pada 28 Juli 2023 lalu AS mengumumkan memberikan bantuan militer sebesar 345 juta dolar atau setara Rp 5,2 triliun untuk Taiwan. Paket tersebut merupakan tambahan dari hampir 19 miliar dolar AS penjualan jet tempur F-16 dan sistem senjata utama lainnya yang telah disetujui Washington untuk Taipei.

 

 

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close