Nusantaratv.com - Parlemen Polandia memilih membangun tembok kontroversial di perbatasannya dengan Belarus. Tindakan itu dilakukan untuk memblokir masuknya imigran yang secara ilegal memasuki Polandia.
Ribuan orang, yang sebagian besar dari Timur Tengah dan Asia, berupaya melintasi perbatasan Polandia dalam beberapa bulan terakhir dengan menyeberang melalui Belarus, seperti dikutip dari BBC, Sabtu (30/10/2021).
Uni Eropa (UE) menuding pemerintah Belarus mendorong kenaikan kedatangan imigran, sebagai pembalasan atas sanksi terhadap rezimnya. Tembok setinggi 5,5 meter akan menelan biaya €353 miliar, dan sejumlah kritikus mengatakan itu sebagai bentuk pemborosan anggaran.
Rancangan Undang-Undang (RUU) tersebut saat ini akan ditujukan kepada Presiden Polandia, Andrzej Duda, yang diperkirakan akan menandatanganinya menjadi Undang-Undang (UU).
Tembok itu akan dilengkapi dengan sensor gerak dan sistem pemantauan, bakal meliputi sekitar setengah panjang perbatasan Polandia sepanjang 400 km dengan Belarus. Pemerintah berencana membangunnya pada musim panas mendatang.
Polandia mengatakan saat ini sekitar 500 orang berupaya menyeberang ke negara itu secara ilegal dari Belarus setiap hari. Hanya ada 120 di seluruh tahun lalu.
UE menuduh Belarus memfasilitasi rute bagi para migran untuk menyeberangi perbatasannya ke negara-negara tetangga UE, sebagai tanggapan atas sanksi terhadap tindakan keras Presiden Alexander Lukashenko terhadap oposisi dan perbedaan pendapat.
Polandia telah menanggapi masuknya imigran itu dengan membangun pagar kawat berduri dan mengirim ribuan tentara untuk mengamankannya.
Baca Juga: Paus Desak Kirim Balik Imigran ke Negara Tak Aman Disetop
Tetapi telah dikritik karena mendorong kembali para migran dan pengungsi di perbatasan. Ini telah memberlakukan keadaan darurat, yang secara efektif melarang jurnalis dan pekerja bantuan mengakses perbatasan.
PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) menyebut setidaknya delapan imigran tewas di sepanjang perbatasan Belarusia. Pekan lalu, Polandia termasuk di antara 10 negara anggota yang meminta UE untuk membayar 'penghalang' untuk memblokir imigran masuk. Namun, Kepala Uni Eropa Ursula von der Leyen menolak.
Mengklaim Polandia 'diserang' dari Belarus, Perdana Menteri Mateusz Morawiecki mengatakan pada Kamis (28/10/2021) bila tembok itu penting untuk 'melindungi' negara itu.
Tetapi anggota parlemen oposisi mengatakan tembok itu akan mahal dan tidak efektif. Barbora Cernusakova, seorang peneliti di Amnesty International, mengatakan kepada BBC bila tembok tidak mungkin menghalangi para migran.
"Apa yang kami ketahui dari pengalaman masa lalu di perbatasan lain adalah bila perbedaannya sangat kecil," kata Cernusakova.
"Jadi pada akhirnya mungkin memperpanjang waktu yang membuat perjalanan semakin sulit, tapi itu bukan cara yang efektif untuk menghadapi situasi," tukasnya.