Nusantaratv.com -- Bupati Bandung H.M.Dadang Supriatna selalu menyempatkan diri untuk hadir di saat warganya tertimpa musibah. Hal tersebut dilakukan pula oleh Bupati Bandung dengan menengok Sahrul Mubarok, seorang anak berusia enam tahun yang mengalami kecelakaan terserempet oleh kereta api yang melintas di dekat rumahnya di Kampung Gandok, Desa Bojongsalam Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung pada Minggu (1/5/22) lalu.
Akibat terserempet kereta api yang melintas tersebut, Sahrul harus menjalani operasi karena mengalami remuk pada bagian tempurung kepalanya.
"Saya menengok ananda Sahrul ini karena ingin tahu kejadian sebenarnya seperti apa yang menimpa ananda Sahrul ini. Saya doakan ananda Sahrul segera sembuh dan sehat selalu. Kami juga berikan santunan sejumlah uang dan bantuan kesehatan untuk pengobatan lukanya sampai sembuh total," ungkap bupati usai menengok Sahrul di rumah orangtuanya, Kamis sore (12/5/22).
Namun Bupati Dadang Supriatna tetap berpesan kepada setiap orang tua dari anak-anak untuk tetap waspada dan terus mengawasi anak-anaknya saat bermain atau bepergian.
"Apalagi bagi warga yang tinggalnya dekat dengan rel kereta api, tolong anak-anaknya yang masih kecil diawasi ketat, karena di lintasan rel kereta api ini rawan kecelakaan," imbuh Kang DS, sapaan akrab Dadang Supriatna.
Dalam kesempatan tersebut Kang DS juga menyoroti tentang pengamanan dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk setiap rel KA yang melintas di permukiman padat penduduk.
"Tadi sepintas saya juga sempat lihat lokasi terjadi kecelakaan yang menimpa ananda Mubarok ini memang terlalu terbuka kondisi relnya. Karena itu saya akan minta kepada PT. KAI agar jangan mengabaikan aspek keamanan dari lokasi-lokasi lintasan rel kereta api, tegasnya.
Ia meminta pengamanan rel untuk dibuatkan pagar, sehingga mampu menekan tingkat kerawanan kecelakaan bagi warga yang melintas. Bupati berharap agar kejadian seperti yang menimpa Sahrul tidak terulang lagi di kemudian hari.
"Untuk lintasan yang rawan kecelakaan saya minta ditutup saja dengan dibuatkan pagar di samping relnya. Jadi, orangtua juga tetap menjaga mengawasi anak-anaknya, PT KAI pun harus memberikan pengamanan atas rel kereta api yang melintas di permukiman padat penduduk dan rawan kecelakaan," ujar Kang DS.
Sementara perhatian dari Pemkab Bandung untuk Sahrul akan terus diberikan selama pengobatannya. Meski orangtua Sahrul sudah mengikuti BPJS Kesehatan mandiri, Bupati Bandung meminta agar dimasukan ke dalam Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI JK) agar pengobatannya lebih terjamin oleh pemerintah.
"Kita akan bantu pengobatannya sampai sembuh total dan bisa lebih cepat dalam proses penyembuhannya," tandas Kang DS.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bandung Indra Respati menambahkan selain pengobatan yang ditanggung oleh Pemkab Bandung, Sahrul juga akan mendapatkan trauma healing dalam proses penyembuhannya.
"Kami juga akan berikan visitasi dari tenaga medis Puskesmas Desa Bojongsalam dan melakukan trauma healing kepada korban, selain tindakan medis yang sudah dilakukan bersama Dinas Kesehatan," kata Indra.
Ayah dari Sahrul, Engkos (60) mengaku terharu dan mengucapkan terima kasih kepada Bupati Bandung yang sudah menyempatkan diri menengok anaknya yang mengalami kecelakaan.
"Alhamdulillah, saya atas nama keluarga berterima kasih banyak kepada Bapak Bupati Bandung yang sudah meluangkan waktunya untuk bersilaturahmi dan menengok anak kami. Kami juga berharap ke depannya tidak ada lagi anak-anak yang mengelami kecelakaan seperti anak kami," ucap Engkos.
Menurut penuturan Engkos, musibah yang menimpa Sahrul terjadi pada Minggu (1/5/22) lalu, sekitar pukul 16.30 WIB. Saat itu Sahrul ingin ikut ke kakeknya, Tohid (60), untuk pergi ke kebun. Sang kakek sendiri tidak tahu kalau cucunya mengikutinya ke kebun.
"Tahu-tahu pas ada suara klakson kereta api tiga kali. langsung saya melihat ke belakang, ada cucu saya, langsung saya lari untuk coba narik bajunya. Tapi langsung terserempet dan terpental ke pinggir rel yang ada bebatuan," ujar Tohid.
Tohid mengungkapkan cucunya tersebut langsung bercucuran darah di area kepalanya. Bocah Sahrul sempat dibawa ke klinik medis terdekat, kemudian disarankan berobat ke RSUD CIcalengka hingga akhirnya direkomendasikan untuk dirujuk ke RSUD Ujungberung Bandung.
Setelah ditangani rumah sakit, anaknya tersebut diketahui mengalami remuk pada tempurung sehingga Sahrul mengalami kerusakan permanen pada tempurung kepalanya.
Atas kejadian itu, pihak PT KAI melalui Jasa Raharja telah memberikan uang santunan untuk biaya rumah sakit sebesar Rp 20 juta. Sedangkan untuk biaya operasi Sahrul menghabiskan biaya sebesar 48 juta.