Nusantaratv.com - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang menyatakan bahwa kenaikan harga tempe di wilayah tersebut mendorong terjadinya inflasi sebesar 0,12 persen pada periode November 2022.
Kepala BPS Kota Malang Erny Fatma Setyoharini dalam jumpa pers secara virtual di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis, mengatakan bahwa harga tempe tercatat mengalami kenaikan sebesar 8,12 persen dan memberikan andil terhadap inflasi Kota Malang sebesar 0,41 persen.
"Harga tempe mengalami kenaikan, karena harga kedelai yang merupakan bahan baku juga naik. Mungkin kenaikan tersebut tidak terasa, karena penjual memperkecil ukuran tempe," kata Erny.
Selain kenaikan harga tempe, Erny menjelaskan inflasi Kota Malang pada November 2022 tersebut juga disebabkan adanya kenaikan harga komoditas daging ayam sebesar 3,62 persen dengan andil sebesar 0,401 terhadap inflasi.
Kemudian, ada kenaikan harga telur ayam ras sebesar 7,18 persen dengan andil sebesar 0.036 persen, bawang merah naik 10,88 persen dengan andil 0,024 persen dan rokok kretek naik 4,46 persen dan memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,018 persen.
"Untuk rokok kretek, biasanya kenaikan disebabkan cukai," ujarnya.
BPS Kota Malang juga mencatat ada sejumlah komoditas pangan lain yang bergejolak diantaranya bawang merah yang mengalami kenaikan harga sebesar 10,88 persen, tahu mentah naik 2,45 persen dan daging sapi sebesar 0,26 persen.
"Kemudian juga ada kenaikan harga beras 0,09 persen, minyak goreng 0,06 persen. Beras sudah mengalami kenaikan sejak bulan kemarin, dan biasanya jelang Natal dan Tahun Baru ada kenaikan terhadap sejumlah komoditas yang kita pantau," ujarnya.
Sementara itu, sejumlah komoditas tercatat mengalami deflasi atau penurunan harga pada periode yang sama, antara lain adalah cabai rawit turun 9,85 persen dan cabai merah turun 6,31 persen.
Dengan terjadinya inflasi pada November, maka inflasi tahun kalender 2022 Kota Malang tercatat sebesar 5,84 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) sebesar 6,61 persen.(Ant)