Nusantaratv.com - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menggelar acara bedah musik kebangsaan di Auditorium Yusuf Abu Bakar Universitas Mataram (Unram) guna menyosialisasikan dan menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada anak muda di wilayah Nusa Tenggara Barat.
Dalam keterangan tertulis BPIP yang diterima wartawan di Mataram, Jumat, hadir dalam kegiatan itu Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP, Prakoso, anggota Komisi III DPR Sari Yuliati, Rektor Unram Prof. Bambang Hari Kusumo serta ratusan mahasiswa Unram.
Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP, Prakoso menyampaikan apresiasi acara bedah musik tersebut. Diharapkan melalui kegiatan itu dapat mematri nilai Pancasila di hati generasi muda di NTB.
"Setelah kita mendengarkan musik dan keluar dari gedung ini rasa kebangsaan kita semakin menebal," kata Prakoso.
Ia berharap para mahasiswa dapat memahami makna di balik lagu-lagu kebangsaan yang dinyanyikan seperti Dari Sabang Sampai Merauke, Bangun Pemuda Pemudi, dan sebagainya. Karena menurutnya melalui lagu-lagu tersebut bisa membangkitkan nasionalisme.
"Sehingga kita bisa membedakan warga negara Indonesia dengan warga negara lainnya," ucapnya.
Prakoso mengatakan, Pancasila merupakan "intangible asset" atau aset yang bukan benda tapi sangat bernilai. Karena dari nilai-nilai atau prinsip yang ada di Pancasila itu yang kemudian menjadi kesepakatan menjadi bangsa dan negara Indonesia.
Oleh karena itu, nilai-nilai yang tak terlihat tersebut seyogyanya dirawat dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti bertoleransi keadilan, berkemanusiaan, berkerakyatan, dan lain sebagainya.
"Itulah nilai-nilai penghubung pemersatu bangsa kita ini," ujarnya.
Sementara Rektor Unram Prof. Bambang Hari Kusumo mengapresiasi BPIP yang telah menggelar acara di Unram. Menurutnya, bahwa Pancasila adalah perekat bangsa. Tanpa Pancasila NKRI akan amat mudah terpecah belah.
Karena dengan ratusan suku bangsa, bahasa, dan beberapa agama, dan sekitar 17.000 ribu pulau yang dihubungkan oleh laut, tentu ancaman disintegrasi selalu membayangi NKRI jika tidak dirawat dengan baik.
"Begitu luasnya bumi yang dulu kita kenal dengan nusantara ini harus kita jaga. Menjaganya secara fisik mungkin lebih mudah ketimbang non-fisik," katanya.
Prof Bambang menilai, banyak sekali upaya-upaya yang berusaha merongrong bangsa, merusak kerukunan antar umat yang lebih menonjolkan perbedaan daripada persatuan dan kesatuan.
"Terus terang, kalau kita amati sekarang di media sosial lebih banyak muncul hoaks yang memantik munculnya perselisihan antar kita bersama," ungkapnya.
Oleh karena itu, ia mengajak ratusan mahasiswa yang hadir untuk bersama-sama merawat keutuhan bangsa.
"Kalian lah yang akan menjadi penerus bangsa, pemilik bangsa, maka kalian lah yang harus juga mempertahankan bangsa ini seutuhnya," katanya.
Dalam acara ini, BPIP bekerja sama dengan Sinergy for Indonesia dan Indonesia Care. Adapun kolaborasi antara Sinergy for Indonesia dan Indonesia Care telah menelurkan satu album musik bertema kebangsaan berjudul Nyanyian Rumah Indonesia.
Sinergy for Indonesia adalah komunitas anak muda yang fokus dalam gerakan membangun semangat kebangsaan. Komunitas ini diinisiasi oleh Ahmad Doli Kurnia Tandjung yang juga merupakan produser eksekutif sekaligus penulis lirik salah satu lagu yang ada dalam album Nyanyian Rumah Indonesia.
Indonesia Care adalah satu gerakan sosial yang dimotori oleh artis musik, pekerja seni dan praktisi dari berbagai bidang yang memiliki satu visi bersama untuk peduli dengan kondisi kebangsaan.
Salah satu inisiator Indonesia Care adalah Pay Burman yang dikenal sebagai gitaris band BIP dan produser musik yang telah menciptakan banyak sekali karya musik hits di Indonesia.
Acara yang dihadiri ratusan mahasiswa dan segenap civitas akademika Unram ini dibarengi dengan penampilan dari sejumlah musisi yang membawakan lagu-lagu nasional dan bertemakan nasionalisme. Sejumlah musisi tersebut antara lai Irang Arkad, Indra Sabil. Agushafi dan Conrad.(Ant)