Booster Khusus Omicron Kemungkin Tidak Diperlukan, Studi Pada Monyet Ungkap Temuan Ini

Nusantaratv.com - 05 Februari 2022

Ilustrasi Covid-19 varian Omicron. (Istimewa)
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron. (Istimewa)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Sebuah penelitian pada monyet dengan membandingkan vaksin booster Covid-19 Moderna dengan booster khusus Omicron tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam perlindungan.

Hal ini menunjukkan booster khusus Omicron mungkin tidak diperlukan, peneliti pemerintah Amerika Serikat (AS) melaporkan pada Jumat (4/2/2022), seperti dilaporkan Reuters.

Studi ini melibatkan monyet yang divaksinasi dengan dua dosis vaksin Moderna yang diberi dosis sembilan bulan kemudian dengan booster Moderna konvensional atau yang secara khusus menargetkan varian Omicron.

Para peneliti menguji berbagai aspek respon imun hewan dan mengekspos mereka ke virus. Mereka menemukan kedua booster menghasilkan peningkatan yang sebanding dan signifikan dalam menetralisir respons antibodi terhadap semua varian yang menjadi perhatian, termasuk Omicron, menurut penelitian, yang diposting di bioRxiv.

Moderna dan BioNTech-Pfizer telah mulai menguji booster khusus Omicron dari vaksin mereka dalam uji klinis pada manusia. "Ini adalah berita yang sangat, sangat bagus," kata Daniel Douek, peneliti vaksin di Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular yang ikut memimpin penelitian tersebut.

"Itu berarti kita tidak perlu mendesain ulang vaksin secara radikal untuk menjadikannya vaksin Omicron," lanjutnya.

Douek mengatakan dia yakin alasannya adalah karena vaksin asli dan khusus Omicron bersifat 'reaktif silang', yang berarti mereka dapat mengenali banyak varian yang berbeda.

Hasilnya mirip dengan penelitian yang menguji booster Moderna yang menargetkan varian Beta, kata Dr John Moore, seorang profesor mikrobiologi dan imunologi di Weill Cornell Medical College yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

"Mari kita lihat apa yang ditunjukkan data manusia. Data monyet umumnya cukup prediktif, tetapi Anda akan membutuhkan data manusia," jelasnya.

"Salah satu keuntungan utama dari penelitian monyet adalah, para peneliti dapat meningkatkan hewan dan kemudian menginfeksi mereka dengan virus dan mengukur respon imun, sesuatu yang tidak dapat dilakukan dalam uji coba pada manusia," tukas Moore.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close