Bocah 10 Tahun Ini Ditangkap Polisi Gegara Ancam Lakukan Penembakkan Massal di Sekolah

Nusantaratv.com - 31 Mei 2022

Ilustrasi penembakan. (Shutterstock)
Ilustrasi penembakan. (Shutterstock)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Seorang bocah laki-laki berusia 10 asal Florida, Amerika Serikat (AS), ditangkap polisi.

Bocah yang merupakan siswa di Sekolah Dasar Patriot di Cape Coral, Florida itu telah menyebarkan sebuah ancaman tentang penembakan massal melalui pesan teks. Demikian pernyataan Kantor Sheriff Lee County, di Fort Myers, seperti dilaporkan Sky News, Senin (30/5/2022). 

Tim Penegakan Ancaman Sekolah mendapat laporan tentang pesan teks yang mengkhawatirkan dan Divisi Investigasi Kriminal Layanan Pemuda segera menangani kasus ini karena pelaku masih di bawah umur.

Petugas dengan cepat menyelidiki ancaman penembakan massal lewat pesan teks. Tak hanya itu, timnya tidak akan ragu, barang satu detik pun, untuk menyelidiki kasus ini. "Karena sifat insiden itu, Divisi Investigasi Kriminal Layanan Pemuda mengambil alih kasus ini," terang Kantor Sheriff Lee County.

Kepala Kepolisian Lee County Florida, Carmine Marceno, mengatakan perilaku bocah tersebut sangat memuakkan. "Perilaku siswa ini memuakkan, terutama setelah tragedi baru-baru ini di Uvalde, Texas," ujarnya.

"Memastikan anak-anak kita aman adalah yang terpenting. Kita akan memiliki hukum dan ketertiban di sekolah kita," tegas Marceno.

Siswa kelas lima itu kemudian diinterogasi oleh petugas, ditangkap dan kemudian didakwa dengan tuduhan 'membuat ancaman tertulis untuk melakukan penembakan massal', menurut polisi. Tangan bocah itu diborgol dan berjalan ke mobil polisi pada Sabtu, (28/5/2022) waktu setempat.

Seorang detektif mewawancarai bocah tersebut, yang namanya dirahasiakan, dan mengembangkan kemungkinan alasan dia ditangkap. "Sekarang bukan waktunya untuk bertindak seperti berandalan kecil. Itu tidak lucu," imbuh Marceno.

"Anak ini membuat ancaman palsu, dan sekarang dia mendapatkan konsekuensinya," tambahnya.

Diketahui, pekan lalu, terjadi penembakkan massal di Sekolah Dasar Robb di Uvalde, Texas. Penembakkan tersebut menewaskan 19 pelajar dan 2 guru. Petugas yang menanggapi laporan penembakan Uvalde menghadapi kritik dan kecaman atas tanggapan mereka yang tertunda. 

Polisi membutuhkan waktu hampir satu jam untuk menerobos ruang kelas di mana semua penembakan terjadi dan membunuh pelaku, Salvador Ramos. Penembakan Uvalde memantik amarah banyak penduduk Amerika yang telah lama menuntut pengetatan peraturan pengendalian senjata api.

Presiden AS Joe Biden menekan kongres untuk segera membuat perubahan terkait hal ini. "Kami tidak dapat melarang tragedi, saya tahu, tetapi kami dapat membuat Amerika lebih aman. Kami akhirnya dapat melakukan apa yang harus kami lakukan untuk melindungi kehidupan rakyat dan anak-anak kami," kata Biden, Sabtu (28/5/2022), dikutip dari AFP.

Menurut Small Arms Survey, AS merupakan negara dengan masyaraka bersenjata paling berat di dunia. Berdasarkan data CNN, AS juga negara yang paling sering mengalami insiden penembakan sekolah.

Penembakan massal di AS kerap diikuti oleh protes publik, warga terus mendesak pemerintah untuk mengambil tindakan. Namun, kelompok oposisi Partai Republik masih mendukung kebijakan peredaran senjata api secara luas.
 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close