Bikin Tekor! Truk Angkut TBS Sawit Harus Antre Sampai 6 Hari Nunggu di Pabrik Sawit

Nusantaratv.com - 24 Juni 2022

Truk yang mengangkut TBS sawit harus entre berhari-hari di depan pabrik/ist
Truk yang mengangkut TBS sawit harus entre berhari-hari di depan pabrik/ist

Penulis: Ramses Manurung

Nusantaratv.com-Meski sudah sebulan lebih pemerintah membuka kembali kran ekspor CPO dan bahan baku minyak goreng, namun pasokan dan suplai masih belum berjalan normal.  

Fakta di lapangan banyak pabrik kelapa sawit (PKS) saat ini memberlakukan sistem tutup-buka guna membatasi penerimaan tandan buah segar (TBS) sawit dari pihak ketiga atau para penyuplai. Langkah tersebut dilakukan lantaran para pabrik kelapa sawit itu berhati-hati agar tangki timbun minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) mereka tidak penuh.

"Pihak PKS bilang, mereka harus jual dulu CPO hasil dari pengolahan TBS. Kalau laku, baru mereka buka pintu pabrik agar penyuplai TBS bisa masuk secara bergiliran. Dan kebijakan PKS ini membuat kami harus antre berhari-hari agar TBS kami bisa diterima PKS. Saya dan beberapa teman saja butuh enam hari agar TBS kami diterima. Padahal saya cuma ngantar satu truk saja, isinya cuma 8,5 ton TBS. Saya antar Rabu pekan lalu dan baru bisa masuk ke pabrik Senin (20/6/2022)," kata salah seorang petani sawit di Jambi, A Fuadi Putra (26), Jumat (24/6/2022).

Baca juga: Harga TBS Sawit Semakin Merosot, Petani Stres dan Frustasi Hingga Teriak-teriak di Tengah Kebun

Walau harus antre sampai enam hari, petani sawit swadaya asal Desa Benteng Rendah, Kecamatan Mersam, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi itu, mengaku masih beruntung. Karena truk jenis Colt Diesel yang digunakannya untuk mengangkut TBS adalah miliknya sendiri. Sehingga tak perlu mengeluarkan biaya sewa truk untuk angkut TBS sawit.

Dengan demikian, harga TBS sawit yang sangat rendah di sejumlah PKS di Kecamatan Mersam masih bisa dihemat. Namun karena harus antre berhari-hari hanya untuk menjual TBS sawit atau truk, Fuadi tetap mengeluarkan biaya tambahan.

"Harga TBS kami waktu itu Rp 1.300/kg. Biaya ampra atau pengantaran TBS tetap ada, biaya panen juga. Lalu, karena antre berhari-hari, maka setiap hari kami keluarkan biaya ekstra untuk sarapan, makan siang, dan makan malam kami," beber Fuadi.

Fuadi menghitung, dari Rp 1.300/kg yang diterima dari PKS, pendapatan bersihnya setelah potongan hanya didapat Rp 600-Rp 700 per kg. Ia dan para petani sawit lainnya berharap agar pemerintah mempermudah ekspor CPO agar bisa mendongkrak penerimaan dan harga TBS petani sawit swadaya. 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])