Nusantaratv.com - Tentara Rusia yang ditangkap menangis ketika mereka memberi tahu kerabat jika mereka telah 'dikirim ke kematian mereka' di Ukraina.
Seperti dilaporkan Mirror, Selasa (2/3/2022), tawanan perang ini diwawancarai di depan kamera oleh pasukan Ukraina dan mengatakan mereka telah digunakan sebagai umpan meriam dalam perang.
Hal tersebut terjadi setelah Ukraina mengklaim telah membunuh 6.000 tentara Rusia selama enam hari pertama invasi. Kini rekaman yang telah dibagikan secara online yang menunjukkan beberapa penyerbu yang ditangkap mengeluh tentang perang.
Seorang tawanan difilmkan berbicara dengan ibunya melalui telepon, mengatakan kepadanya: "Mereka mengirim kami ke kematian, semua orang membunuh semua orang."
Tentara itu kemudian menangis dan mengatakan kepada ibunya: "Saya juga mencintaimu."
Dalam rekaman lain, seorang tahanan Rusia yang berbeda mengatakan: "Kami datang untuk pelatihan. Kami dibohongi dan itulah mengapa saya ada di sini."
"Pada awalnya kami diberitahu bahwa kami akan pergi untuk pelatihan. Akhirnya setelah kami dikirim ke garis depan, semua orang kehilangan semangat," timpal rekan lainnya.
"Tidak ada yang ingin bertarung tetapi kami diberitahu bahwa kami akan menjadi musuh negara dan karena ini masa perang kami bahkan mungkin akan ditembak."
"Kami dilempar sebagai 'daging senjata', meskipun orang-orang di unit kami setidaknya tidak menginginkan perang ini, mereka hanya ingin pulang dan menginginkan perdamaian."
Sementara itu, tentara Rusia lain, yang menderita luka mengerikan di wajah dan tubuhnya, juga tampil dalam sebuah wawancara dengan para penculiknya. "Ini bukan perang kita. Wahai ibu dan istri, kumpulkan suamimu Tidak perlu berada di sini," imbuhnya.
Hal ini muncul ketika rekaman pesan seluler dan radio, yang dicegat oleh perusahaan intelijen Inggris ShadowBreak Intl, menunjukkan moral yang rendah di antara pasukan Rusia. Dalam satu percakapan, seorang tentara tampak menangis dan berkata, "Lambat, lambat."
Pendiri ShadowBreak Samuel Cardillo mengatakan dia telah menerima rekaman dari para amatir yang mendengarkan percakapan tersebut. "Ini pada dasarnya seperti memasuki frekuensi polisi di AS," kata Cardillo.
"Pada dasarnya Rusia mengirimkan sinyal analog. Jadi ketika mereka meminta dukungan udara, atau dukungan apa pun, Anda akan mendengar suara helikopter atau pesawat tempur," tukasnya.