Nusantaratv.com - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung mengatakan bahwa deflasi 0,19 persen pada Januari 2024 di daerah setempat akibat penurunan harga beberapa komoditas.
"Seperti cabai merah, cabai rawit, daging ayam ras, telur ayam ras, dan ikan kembung," kata Kepala BI Provinsi Lampung Junanto Herdiawan, dalam keterangannya di Bandarlampung, Jumat.
Ia mengatakan andil masing masing komoditas tersebut cabai merah -0,136 persen; cabai rawit -0,086 persen; daging ayam ras -0,064 persen; telur ayam ras -0,026 persen; dan ikan kembung -0,023 persen.
Menurut dia, melambatnya laju peningkatan indeks harga konsumen (IHK) Januari 2024 didukung oleh penguatan upaya stabilisasi harga aneka cabai.
Junanto menjelaskan, berlanjutnya penurunan harga aneka cabai dipengaruhi oleh masuknya periode panen di Kabupaten Mesuji dan sejalan dengan normalisasi permintaan usai perayaan Natal dan Tahun Baru 2024.
Selain itu, sinergi stabilisasi harga Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Provinsi Lampung pada Desember 2023 semakin intensif dengan pelaksanaan sidak pasar, pengecekan pasokan pada gudang distributor, serta pelaksanaan operasi pasar aneka cabai yang disertai pemberian subsidi Rp10.000/kg melalui realisasi dana belanja tak terduga (BTT) sebesar Rp40 juta.
Penurunan harga daging ayam ras dipengaruhi kondisi surplus 8.841 ton seiring dengan peningkatan produksi korporasi besar.
Di sisi lain, pada bulan Januari 2024 terdapat sejumlah komoditas yang mengalami inflasi , antara lain bawang putih, kontrak rumah, beras, susu cair kemasan, dan cumi-cumi
dengan andil masing-masing sebesar 0,04 persen; 0,03 persen; 0,03 persen; 0,02 persen; dan 0,01 persen.
Kenaikan harga komoditas makanan dan minuman menjadi penyumbang utama inflasi pada Januari 2024. Kenaikan harga bawang putih dipengaruhi oleh keterbatasan pasokan dari petani sejalan dengan kondisi cuaca yang tidak menentu di tengah permintaan yang cenderung stabil.
Di samping itu kenaikan harga bawang putih juga turut didorong tingginya harga di
tingkat importir yang bisa mencapai Rp38.500/kg.
"Kenaikan kontrak rumah sejalan dengan tren historisnya dimana kenaikan didorong oleh penyesuaian harga pada awal tahun. Kenaikan harga beras didorong oleh masih berlanjutnya faktor demand pull dari pulau Jawa, namun dengan intensitas yang lebih rendah sejalan dengan penurunan intensitas El Nino, serta pergeseran panen raya pada akhir triwulan I 2024," tambahnya.(Ant)