Nusantaratv.com - Kepolisian Peru bersama jaksa menggerebek Istana Kepresidenan di ibu kota Lima. Ini dilakukan guna menangkap saudara ipar Presiden Pedro Castillo, Yenifer Paredes.
Ia tengah diselidiki atas kasus dugaan korupsi dan pencucian uang. Namun, Upaya penangkapan Paredes gagal dilakukan. Usai melakukan penggeledahan dan pencarian selama nyaris empat jam, personel kepolisian dan jaksa meninggalkan Istana Kepresidenan Peru tanpa menemukan keberadaan Paredes, yang sekarang tampaknya menjadi buronan, mengutip AFP.
Penggerebekan ini menjadi operasi kepolisian yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan dilakukan setelah kantor jaksa setempat meminta 'penggerebekan' terhadap 'area kediaman istana pemerintahan'.
Paredes yang berusia 26 tahun, diketahui tinggal bersama Castillo dan keluarganya di kediaman kepresidenan yang ada di kompleks istana pemerintahan Peru.
Penggerebekan yudisial juga dilakukan secara serentak di beberapa lokasi lainnya di Lima. Jose Nenil Medina yang menjabat Wali Kota dari salah satu kota di Provinsi Chota, daerah asal Castillo, juga pengusaha Hugo dan Angie Espino yang bersaudara ditangkap atas dugaan keterlibatan dalam kasus korupsi yang sama.
Pengadilan Peru memberikan izin untuk penahanan awal selama 10 hari terhadap mereka yang diduga terlibat.
Sebelumnya, Paredes dipanggil untuk memberikan keterangan di hadapan jaksa setempat dan dipanggil untuk hadir di hadapan komisi Kongres Peru pada pertengahan Juli lalu. Kantor jaksa setempat membuka lima penyelidikan terhadap Castillo, yang juga terseret tuduhan korupsi.
Dalam pernyataan via televisi pada Selasa (9/8/2022) tengah malam waktu setempat, Castillo yang berusia 52 tahun ini menyebut operasi kepolisian itu sebagai 'penggerebekan ilegal' yang merupakan bagian dari konspirasi untuk melengserkan dirinya.
"Hari ini, Istana Pemerintahan dan Kediaman Kepresidenan sekali lagi dilanggar dengan penggerebekan ilegal yang didukung oleh seorang hakim, secara kebetulan ketika permohonan diajukan untuk mendiskualifikasi saya selama lima tahun untuk mengambil pemerintahan yang sah dari rakyat Peru," kata Castillo.
Selasa (9/8/2022) waktu setempat, laporan parlemen merekomendasikan untuk mendiskualifikasi dan menuntut Castillo secara pidana terkait laporan dia mempertimbangkan proposal untuk mengizinkan Bolivia mengakses lautan melalui wilayah Peru. Tuduhan tersebut disangkal oleh Castillo.