Nusantaratv.com - IBU memiliki peran besar dalam berbagai hal. Baik pada lingkup keluarga, agama, bahkan pendidikan. Kontribusi seorang ibu sangat dinantikan. Karena itu, ibu patut mendapat tempat yang istimewa.
Nilai istimewa yang dimiliki sang ibu juga tertuang pada ajaran agama. Hadis Riwayat Abu Hurairah Radiyallahu’anhu menyebutkan Rasulullah menyuruh umatnya berbuat baik tiga kali lebih besar kepada sang ibu daripada ayah. Pesan itu bukan bermaksud membedakan perlakuan anak kepada orang tua. Tapi, ada benang merah yang menunjukkan betapa istimewanya ibu di mata keluarga.
Hal tersebut disadari betul oleh Habib Hasan bin Jaffar Assegaff seorang Tokoh ulama kharismatik asal Jakarta. Dimana ia mengakui, dibalik kesuksesan dan kebesaran namanya sebagai pimpinan majlis taklim nurul Musthofa hingga saat ini, tak lepas dari peran seorang Ibundanya yaitu Syarifah Fatma Binti Hasan Bin Mukhsin Bin Imam Qutbul Makkin Al Habib Abdulloh Bin Mukhsin Al Athos (Kramat Empang Bogor).
Sejak kecil, Habib Hasan selalu dididik oleh ibundanya dengan berpegang teguh penuh perhatian terhadap ajaran para leluhurnya terutama adat kebiasaan para habaib seperti pembacaan Alquran, ratib, maulid, dan ziarah para aulia.
"Sedari kecil umi selalu mengajarkan saya membiasakan menjalankan apa yang dilakukan para leluhur dulu. Seperti membaca Alquran, ratib, maulid, serta ziarah ke makam para Aulia,” kata Habib Hasan .
Syarifah Fatma memang telah membiasakan anak-anaknya sejak kecil dengan didikan yang beliau dapatkan dari ayahnya, yaitu Al-Habib Hasan bin Muhsin Al-Athos, yang bersambung langsung dari kakeknya yang juga ulama besar di wilayah Bogor.
Ibundanya mendidik dengan cara menceritakan kepada anak-anaknya tentang cerita-cerita yang beliau dapat dari ayahnya tentang para Aulia serta kakek-kakeknya, terutama Habib Abdullah bin Muhsin Al-Athos. Sehingga cerita-cerita tersebut menjadi motivasi bagi Habib Hasan bersama saudara-saudaranya untuk mengikuti jejak para leluhurnya semenjak kecil. Disebutkan mereka semua terdidik dan terarahkan dengan akhlak budi pekerti luhur melalui cerita yang mereka dapat dari ibundanya.
"Banyak yang umi ceritakan ke kami anak-anaknya mengenai sejarah serta perjalanan dakwah aulia terdahulu, bagaimana perjuangan dakwah mereka yang hingga kini jadi motivasi saya dalam berdakwah,” kata Habib Hasan.
Dengan niat mewujudkan cita-cita sang ibunda, ingin memiliki seorang putra untuk meneruskan estafet dakwah dari ayah dan kakeknya. Sehingga pada akhirnya, Habib Hasan memutuskan untuk terjun berdakwah ke Jakarta.
Di setiap dakwahnya, Habib Hasan selalu berpegang pada pesan ibundanya, yaitu tentang ajaran cinta dan kasih sayang melalui jalur baginda Nabi Muhammad SAW. Yakni menghidupkan kembali sunnah kebiasaan yang dulu Nabi jalankan dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat. Hal inilah yang ia selalu pegang dan ajarkan kepada murid-muridnya saat ini sehingga dakwahnya dapat diterima oleh penduduk Kota Jakarta .
Kini meski sang ibunda telah wafat , rasa cinta dan bakti Habib Hasan pun tak pernah putus. Jelang memperingati 3 tahun wafat ibundanya (haul), sebagai tanda cinta dan bakti Al-Habib Hasan bin Jafar Assegaff menggelar acara doa dan zikir bersama. Acara doa dan zikir bersama itu sekaligus doa untuk negeri menyambut hari kemerdekaan Republik Indonesia yang akan diselenggarakan pada Sabtu 15 Juli 2023 bada Maghrib di Masjid Nurul Musthofa Center Cilodong, Depok.
"Di tiga tahun wafatnya umi, saya ingin memberikan sesuatu kepadanya yaitu berdoa untuknya, sekaligus zikir bersama untuk negeri kita Indonesia yang sebentar lagi juga merayakan hari jadinya , agar bangsa Indonesia diberi ketentraman dan ketenangan terlebih sebentar lagi adalah memasuki tahun politik," tutup Habib Hasan.