Nusantaratv.com - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu (27/10/2024) mengatakan, serang udara Israel menghantam keras pertahanan dan produksi rudal Iran.
Sedangkan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan, negaranya sedang mempertimbangkan respon terhadap serangan tersebut.
Akibat perang yang berkecamuk di Gaza dan Lebanon, konfrontasi langsung antara Israel dan Iran berisiko berubah menjadi pertikaian regional.
Namun sehari setelah serangan udara, tidak ada tanda-tanda serangan itu akan memicu gelombang eskalasi selanjutnya.
"Angkatan udara menyerang seluruh wilayah Iran. Kami menghantam keras kemampuan pertahanan Iran dan kemampuannya memproduksi rudal yang ditujukan kepada kami," ujar Netanyahu dalam pidatonya, dikutip dari Reuters, Senin (28/10/2024).
Dia menyebut serangan tersebut "tepat dan kuat". Netanyahu menambahkan, serangan tersebut memenuhi semua target sasaran.
Kendati mendapatkan serangan keras dari Israel, namun negara Republik Islam itu belum memberi sinyal bagaimana mereka akan menanggapi serangan yang telah lama diantisipasi pada Sabtu (26/10/2024), yang melibatkan sejumlah jet tempur yang mengebom target di dekat ibu kota Teheran dan di provinsi barat Ilam dan Khuzestan.
Para diplomat menyebutkan, Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kemungkinan akan bertemu guna membahas serangan tersebut pada Senin (28/10/2024).
Musuh bebuyutan yang bersenjata lengkap itu telah terlibat dalam siklus gerakan pembalasan terhadap satu sama lain selama beberapa bulan belakangan ini.
Dimana serangan pada Sabtu terjadi setelah rentetan rudal Iran pada 1 Oktober, yang sebagian besarnya menurut Israel dijatuhkan oleh pertahanan udaranya.
Khamenei mengatakan strategi Israel harus digagalkan. Dia menyatakan, serangan terhadap Iran, yang menewaskan empat tentara dan menyebabkan beberapa kerusakan, tidak boleh diremehkan maupun dibesar-besarkan.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan, Iran tidak mencari perang tetapi akan memberikan respons yang tepat.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyerukan penghentian eskalasi yang telah meningkatkan kekhawatiran akan perang Timur Tengah yang lebih luas dan timbul akibat konflik Israel-Hamas yang sudah berlangsung setahun di Gaza dan upaya Israel memasuki Lebanon selatan untuk menghentikan Hizbullah yang meluncurkan roket ke Israel utara.
Terpisah, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan Iran tidak lagi dapat menggunakan sekutunya Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon untuk melawan Israel.
"Kedua kelompok itu tidak lagi menjadi alat yang efektif bagi Teheran," kata Gallant dalam pidatonya.
Gallant menambahkan Hamas tidak lagi berfungsi sebagai jaringan militer di Gaza dan komando senior Hizbullah dan sebagian besar kemampuan rudalnya telah dihilangkan.
Hamas telah berulang kali mengatakan mereka masih dapat berfungsi secara militer, dan Israel baru-baru ini melakukan operasi baru yang besar di Gaza utara yang sudah hancur lebur.
Hizbullah mengatakan struktur komandonya tetap utuh dan mereka mempertahankan kemampuan rudal yang signifikan.
Pertempuran di Lebanon
Pada Minggu (27/10/2024), militer Israel mendesak penduduk 14 desa di Lebanon selatan untuk segera mengungsi dan pindah ke utara sungai Awali.
Kementerian kesehatan negara itu mengungkapkan, serangan Israel terhadap Sidon, sebuah kota di pesisir selatan Lebanon, menewaskan sembilan orang dan melukai 25 orang pada Minggu.
Disebutkannya, di tempat lain di wilayah selatan, serangan terhadap Zawtar al-Sharkiya menewaskan tiga orang dan pemboman pada Sabtu di Marjayoun menewaskan lima orang.
"Secara keseluruhan, serangan Israel menewaskan 19 orang di Lebanon pada hari Sabtu," kata Kementerian Kesehatan tersebut.
Setidaknya 2.672 orang tewas dan 12.468 orang terluka dalam setahun sejak Israel dan Hizbullah mulai saling melancarkan serangan rudalnya.
Israel mengatakan empat tentaranya tewas dalam pertempuran di Lebanon selatan. Hizbullah juga mengatakan telah menembakkan salvo rudal besar ke fasilitas industri militer Zevulon di utara Haifa di Israel utara.
Roket Hizbullah menghantam sebuah rumah dan mobil serta kru penyelamat datang untuk memadamkan api. "Seorang wanita terluka parah," sebut layanan ambulans Israel.