Nusantaratv.com - Kantor Karantina Pertanian Provinsi Bengkulu menyebutkan bahwa Provinsi Bengkulu memiliki potensi ekspor komoditas kelapa sawit seperti minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) secara langsung ke luar negeri.
Kepala Kantor Karantina Pertanian Provinsi Bengkulu Bukhari di Kota Bengkulu, Senin mengatakan saat ini ekspor CPO tidak melalui Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu, tetapi Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
"Rata-rata ekspor kelapa sawit dari Provinsi Bengkulu melalui Pelabuhan Tanjung Priok dan belum ada yang melalui Pelabuhan Pulau Baai," katanya.
Ia mengatakan enam pabrik CPO di Kabupaten Bengkulu Utara masih menjual CPO kepada pembeli di dalam negeri sebelum akhirnya diekspor ke luar negeri melalui Tanjung Priok.
Salah satu perusahaan CPO di Kabupaten Bengkulu Utara yaitu PT Sandabi Indah Lestari (SIL) yang mampu memproduksi CPO setiap tahun sebanyak 51.720,6 ton, melakukan ekspor melalui Pelabuhan Tanjung Priok.
Oleh karena itu, pihaknya terus berkoordinasi dengan sejumlah pabrik CPO terkait kendala-kendala yang membuat ekspor tidak bisa dilakukan di Pelabuhan Pulau Baai, agar kegiatan ekspor dapat dilakukan langsung dari Bengkulu.
"Kita terus berkoordinasi dengan mereka dan kita akan berusaha mencarikan solusi agar komoditas perkebunan di Bengkulu bisa diekspor langsung ke luar negeri," ujarnya.
Selain itu, Tim Gratieks Karantina Pertanian Bengkulu terus menggali potensi ekspor komoditas kelapa sawit di Bengkulu.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu menyebutkan bahwa nilai ekspor sejak Januari hingga Oktober 2022 mencapai Rp4 triliun.
Nilai ekspor pada Oktober 2022 naik sebesar Rp547 miliar dibandingkan pada Oktober 2021 yang tercatat Rp337 miliar.
"Nilai ekspor di Provinsi Bengkulu 2022 terus naik dibanding tahun sebelumnya dan pada Oktober 2022 saja mencapai Rp547 miliar lebih," terang Kepala BPS Provinsi Bengkulu Win Rizal.
Tingginya nilai ekspor Bengkulu dipengaruhi oleh permintaan batu bara dan komoditas cangkang sawit ke negara ASEAN.(Ant)