Nusantaratv.com - Bangladesh berencana mengirim lebih dari 80.000 pengungsi Rohingya ke sebuah pulau terpencil di Teluk Benggala.
Rencana itu diumumkan setelah Bangladesh menyegel kesepakatan bagi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memberikan bantuan, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (9/10/2021).
"Sekitar 19.000 pengungsi Rohingya dari Myanmar telah dipindahkan dari kamp-kamp yang padat di daratan ke pulau Bhashan Char, meskipun ada keraguan yang diajukan oleh kelompok-kelompok bantuan, kata para pejabat.
Komisaris pengungsi Bangladesh Shah Rezwan Hayat kepada AFP mengatakan puluhan ribu lagi akan pergi begitu badai monsun yang melanda Teluk Benggala setiap tahun berakhir pada November.
"Kami bertujuan untuk merelokasi sekitar 81.000 (Rohingya) ke Bhashan Char pada akhir Februari untuk menyelesaikan kuota 100.000," katanya kepada AFP.
Pemerintah telah menghabiskan sekitar US$350 juta atau sekitar Rp5 triliun untuk membangun tempat perlindungan di pulau seluas 53 kilometer persegi yang dibentuk oleh endapan lumpur pasang surut sekitar 20 tahun yang lalu.
Selain cuaca yang tidak bersahabat, pulau ini berjarak 60 kilometer dari daratan Bangladesh. Beberapa kelompok Rohingya mengatakan orang-orang terpaksa pergi ke sana.
Sekitar 850.000 orang Rohingya dijebloskan ke kamp-kamp di sepanjang perbatasan Bangladesh-Myanmar. Sebagian besar melarikan diri dari tindakan keras militer Myanmar pada 2017 yang menurut PBB bisa menjadi genosida.
Bangladesh dipuji karena menerima para pengungsi yang membanjiri perbatasan tetapi hanya sedikit berhasil menemukan rumah permanen bagi mereka.
Baca Juga: Burung Peliharaan Hilang, Perempuan Ini Tawarkan Rp8,5 Juta Bagi yang Menemukan
Sementara badan intelijen keamanan Bangladesh bertanggung jawab untuk merelokasi para pengungsi, pemerintah menyangkal ada paksaan yang digunakan.
Namun, beberapa ratus Rohingya telah melarikan diri dari Bhashan Char hanya untuk ditahan di pulau-pulau lain atau di desa-desa pesisir. Puluhan orang tewas setelah sebuah kapal nelayan yang penuh dengan Rohingya yang berusaha melarikan diri dari pulau itu tenggelam pada Agustus.
PBB telah menyatakan keraguan tentang relokasi. Namun para pejabat Bangladesh dan PBB mengatakan kesepakatan telah disepakati untuk memberikan peran kepada PBB dalam memberikan bantuan kemanusiaan dan memantau kondisi di pulau itu.
"Kami dapat mengkonfirmasi PBB akan menandatangani nota kesepahaman dengan pemerintah untuk melindungi pengungsi Rohingya di Bhashan Char pada Sabtu (9/10/2021)," kata juru bicara UNHCR, badan pengungsi PBB, kepada AFP.
Komisaris pengungsi Hayat mengatakan PBB akan memainkan peran yang lebih besar di pulau itu daripada yang mereka lakukan sekarang di kamp-kamp pengungsi daratan, di mana mereka sudah memiliki operasi yang luas.
"Penduduk Bhashan Char akan menerima perlakuan serupa, dalam hal respons kemanusiaan, dengan apa yang sekarang diberikan kepada orang-orang di kamp Cox's Bazar," urainya.
Dia menambahkan juga akan ada peluang yang lebih besar bagi Rohingya untuk bekerja di pulau itu daripada sekarang di kamp-kamp yang dijaga ketat.
Tetapi Amnesty International mengangkat kekhawatiran baru atas relokasi dan menyoroti upaya yang dilakukan oleh para pengungsi di pulau itu untuk melarikan diri lagi.
"Beberapa pengungsi telah tenggelam di laut dan banyak yang ditangkap, ditahan, atau dikembalikan secara paksa ke pulau itu," kata Saad Hammadi, juru kampanye Amnesti Asia Selatan, kepada AFP.
Dia menambahkan Bangladesh, PBB dan negara-negara donor harus 'mengembangkan kebijakan menghormati hak dan memastikan partisipasi pengungsi Rohingya dalam keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka'.