Bangkrut, Stok BBM Sri Lanka Cuma Buat Satu Hari

Nusantaratv.com - 06 Juli 2022

Antrean pembelian bahan bakar di Sri Lanka. (Net)
Antrean pembelian bahan bakar di Sri Lanka. (Net)

Penulis: Mochammad Rizki

Nusantaratv.com - Stok bahan bakar minyak (BBM) di Sri Lanka tersisa untuk kurang dari satu hari saja. Kondisi ini dipicu krisis ekonomi yang semakin parah di negara itu.

Menteri Tenaga dan Energi Kanchana Wijesekera mengatakan cadangan bensin hanya tersisa sekitar 4.000 ton. Angka tersebut tepat di bawah konsumsi satu hari.

Sementara di saat yang sama, antrian masyarakat di Kolombo untuk mendapatkan BBM masih mengular sepanjang beberapa kilometer. Dirinya menyebut Sri Lanka kekurangan uang sehingga memperpanjang penutupan sekolah, karena tidak ada bahan bakar yang cukup untuk guru dan orang tua pergi ke sekolah, mengutip Al-Jazeera. 

Bukan hanya itu, sebagian SPBU juga mengalami kekosongan bahan bakar selama berhari-hari.

Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe menyatakan kekurangan bensin bakal berlangsung hingga 22 Juli kala pengiriman minyak berikutnya diharapkan. Ia menyebut pihaknya sudah membuat kesepakatan impor untuk empat bulan ke depan.

"Ini (kekurangan bahan bakar) adalah kemunduran besar bagi perekonomian dan telah menyebabkan banyak kesulitan bagi orang-orang. Ketika kami masuk, kekurangan dolar benar-benar berkontribusi pada situasi ini. Kami telah mengambil langkah sejak saat itu terutama untuk mendapatkan gas yang akan tersedia dalam beberapa hari ke depan, solar dan juga minyak tungku," ujarnya.

"Masalahnya adalah bensin, dan itu akan memakan sedikit waktu. Kami berharap untuk mendapatkan pengiriman bensin pada 22 Juli tetapi saya telah meminta menteri (yang bersangkutan) untuk mencoba mendapatkan pengiriman lebih awal," sambung dia.

Sri Lanka sebelumnya tengah kesulitan uang untuk membayar impor BBM. Menteri Tenaga dan Energi Kanchana Wijesekera mengungkapkan sekarang pihaknya sedang berupaya mengumpulkan dana US$587 juta atau Rp8,7 triliun (asumsi kurs Rp14,968 per dolar AS) untuk membayar sekitar setengah lusin pengapalan impor BBM.

Sebab, bank sentral Sri Lanka hanya dapat memasok sekitar US$125 juta atau Rp1,87 triliun untuk membayar kebutuhan itu.

Persoalan muncul lantaran negara berpenduduk 22 juta orang ini tak mampu membayar impor bahan makanan, pupuk, obat-obatan dan bahan bakar yang penting karena krisis dolar yang parah.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close