Bahrain Penjarakan Ratusan Anak, Sering Dirantai di Tempat Tidur

Nusantaratv.com - 28 September 2021

Ilustrasi penjara di Bahrain. (Gulf Daily News)
Ilustrasi penjara di Bahrain. (Gulf Daily News)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Setidaknya 607 anak-anak menjadi sasaran berbagai bentuk penyiksaan oleh otoritas Bahrain.

Satu investigasi baru Al Jazeera pada Senin (27/9/2021), mengungkapkan ratusan anak bahkan ditahan selama satu dekade terakhir. Temuan program ini didasarkan pada laporan peradilan yang bocor serta kesaksian dari anak-anak yang menggambarkan diancam, dalam beberapa kasus, dianiaya secara fisik selama interogasi.

Sesi interogasi ini sering dilakukan tanpa kehadiran orang tua anak-anak atau pengacara mereka, menurut dokumen dari penuntutan publik Bahrain yang diperoleh oleh program tersebut.

Sumber di kantor Kejaksaan, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan kepada Al Jazeera, ada lebih dari 150 anak yang saat ini ditahan di fasilitas penjara Bahrain.

Penyelidikan menemukan beberapa pernyataan yang diberikan oleh anak-anak diubah untuk menerima tuduhan yang diajukan terhadap mereka setelah awalnya menyangkal melakukan kesalahan.

Penyelidikan mendukung klaim mereka telah dilecehkan secara verbal dan fisik oleh pihak berwenang untuk secara paksa mengekstraksi pengakuan.

Dalam satu rekaman pernyataan yang diperoleh Al Jazeera, seorang pemuda yang ditahan di dalam fasilitas penjara sejak berusia 16 tahun berbicara tentang sel isolasi. Dia mengatakan anak-anak yang dibawa ke ruang isolasi sering dirantai di tempat tidur atau kedua tangan dan kaki mereka diborgol.

"Mereka sering tidak bisa mandi atau berganti pakaian," kata tahanan dalam rekaman itu, seperti dikutip dari Al Jazeera, Selasa (28/9/2021).

Berdasarkan temuan tersebut program ini juga melaporkan setidaknya 193 anak menerima hukuman penjara antara 2011 dan 2021. Beberapa di antaranya dijatuhi hukuman seumur hidup.

Menanggapi penyelidikan Al Jazeera, Kementerian Dalam Negeri Bahrain mengatakan tidak ada anak yang dipenjara di Bahrain. Namun, dikatakan beberapa tahanan berusia antara 15-18 tahun menjalani hukuman di lembaga pemasyarakatan khusus.

Dalam satu pernyataan, kementerian menambahkan jika anak-anak yang menjalani hukuman dihukum dalam kasus pidana dan 'teror', dan telah menerima pengadilan yang adil.

Direktur Timur Tengah dari Kelompok Hak Asasi Manusia AFD International, Abdul Majeed Marari, mengatakan temuan penyelidikan itu sangat kuat. Temuan dapat digunakan oleh kelompok-kelompok hak asasi internasional untuk menyoroti pemenjaraan anak-anak di Bahrain.

Bahrain merupakan negara mayoritas Syiah yang diperintah oleh monarki Sunni. Negara itu terkenal karena pelanggaran hak asasi manusianya. Kepulauan Teluk kecil itu telah menekan perbedaan pendapat sejak 2011 ketika meredam protes dengan bantuan dari negara tetangga Arab Saudi.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close