Nusantaratv.com - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken meminta China untuk memantau dan menyelidiki keterlibatan entitas swasta dalam yurisdiksinya yang berpotensi berkontribusi pada kemampuan militer Rusia, di tengah konflik Ukraina yang sedang berlangsung.
Melansir Gizmochina, Kamis (22/6/2023), Blinken mengakui kerumitan situasi, dan menyoroti pentingnya mencegah aliran teknologi yang dapat digunakan untuk melawan Ukraina.
Kendati Blinken tidak memberikan rincian spesifik mengenai sifat teknologi atau identitas perusahaan swasta yang terlibat, permintaannya mencerminkan meningkatnya kekhawatiran dalam komunitas internasional mengenai kemungkinan kontribusi pihak ketiga yang memicu konflik.
Dalam pernyataannya yang dikeluarkan pada Senin (19/6/2023), Blinken menggarisbawahi kekhawatirannya sambil mengklarifikasi jika dia belum menemukan bukti yang menunjukkan Beijing secara langsung memberikan bantuan mematikan ke Moskow.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, kekuatan Barat telah memberi Ukraina bantuan militer yang substansial, termasuk dukungan bernilai miliaran dolar.
Selama ini, China menghadapi tuduhan, yang dibantah keras, memasok senjata mematikan ke Rusia. Diketahui, China dan Rusia sebelumnya telah mengumumkan kemitraan "tanpa batas" sesaat sebelum invasi ke Ukraina.
Menanggapi masalah bantuan mematikan ke Rusia dalam konteks konflik Ukraina, Blinken mengklarifikasi jika AS dan negara-negara lain telah menerima jaminan dari China, yakni mereka tidak pernah dan tidak akan memberikan bantuan mematikan ke Rusia untuk digunakan di Ukraina.
Pernyataan ini bertujuan menghilangkan kekhawatiran terkait dugaan keterlibatan China dalam memasok senjata yang dapat meningkatkan konflik lebih lanjut.
Kendati kunjungan ke Beijing tidak menghasilkan terobosan besar, kunjungan tersebut berfungsi sebagai platform penting untuk menegaskan kembali saluran diplomatik dan mengklarifikasi posisi antara Negara Paman Sam itu dan China.
Kedua belah pihak mengakui pentingnya menjaga stabilitas dan menghindari risiko konflik bersenjata. Diskusi menyoroti komitmen China untuk menahan diri dari memberikan bantuan mematikan ke Rusia untuk digunakan di Ukraina, seperti yang dikonfirmasi oleh Blinken.