Nusantaratv.com - Praktik pengelolaan hutan berbasis masyarakat yang dilakukan oleh Indonesia menarik minat Dinas Kehutanan Amerika Serikat atau United States Forest Service (USFS) yang kini sedang melakukan kunjungan kerja di Kalimantan Tengah.
USFS merupakan badan pemerintahan dari Departemen Pertanian Amerika Serikat yang mengelola lahan hijau seluas 780 ribu kilometer persegi.
"Ini sungguh mengagumkan! Saya melihat yang dilakukan Indonesia dengan (praktik) kehutanan masyarakat maupun perhutanan sosial. Saya akan membawa apa yang saya pelajari ini kembali ke Amerika Serikat," kata Kepala USFS Randy Moore di sela kunjungan kerja di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Rabu.
Randy mengunjungi Desa Tuwung untuk melihat keberhasilan pengelolaan kebakaran gambut dan praktik perhutanan sosial. Dia juga menyesap langsung madu kelulut yang dibudidayakan oleh masyarakat setempat.
Pada 2015, desa itu pernah terdampak kabut asap yang membatasi jarak pandang hanya sejauh sekitar tiga meter.
Desa Tuwung kini mengembangkan kegiatan agroforestri dan telah memiliki kelompok usaha perhutanan sosial budi daya madu kelulut, budi daya ikan, hingga budi daya ternak.
"Saya berjalan melewati desa itu, saya melihat bagaimana masyarakat mengambil produk dari sumber daya lokal dan membuatnya berkelanjutan," kata Randy.
Perhutanan sosial merupakan sistem pengelolaan hutan lestari yang dilaksanakan dalam kawasan hutan negara maupun hutan adat yang dilaksanakan oleh masyarakat setempat atau masyarakat hukum adat sebagai pelaku utama untuk meningkatkan kesejahteraan mereka, keseimbangan lingkungan, dan dinamika sosial budaya.
Skema perhutanan sosial berbentuk hutan desa, hutan kemasyarakatan, hutan tanaman rakyat, hutan adat, dan kemitraan kehutanan.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan kunjungan delegasi Amerika Serikat ke Kalimantan Tengah membuktikan bahwa wilayah itu mampu menyelesaikan kebakaran hutan dan memaafkan hutan untuk kemakmuran masyarakat setempat.
"Memang kebiasaan kami untuk memperlihatkan bukti lapangan, sebab itu sangat penting karena mereka harus lihat agar percaya," ujarnya.
Siti menuturkan hubungan bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat dalam mengelola hutan telah berlangsung lama. Indonesia belajar mengelola hutan kepada Amerika Serikat sejak tahun 1970-an, karena negara adidaya itu memiliki hutan yang luas dan taman nasional yang bagus.
Pelajaran yang Indonesia petik dari Amerika Serikat dalam mengelola hutan kini telah dimodifikasi lantaran ada banyak masyarakat hidup di dalam kawasan hutan dan sekitar hutan.
"Pak Randy bilang mereka juga belajar cara Indonesia memodifikasi. Saya bilang harus, sebab 25 ribu desa kita di antara 82 ribu desa ada di sekitar hutan," pungkas Menteri Siti.(Ant)
Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui: