AS Bombardir Irak dan Suriah, Biden: Serangan Ini akan Berlanjut

Nusantaratv.com - 03 Februari 2024

AS membombardir tujuh lokasi Suriah dan Irak di wilayah yang didukung militan Iran/ist
AS membombardir tujuh lokasi Suriah dan Irak di wilayah yang didukung militan Iran/ist

Penulis: Ramses Manurung

Nusantaratv.com-Amerika Serikat membombardir tujuh lokasi di Suriah dan Irak di wilayah yang didukung militan Iran pada Jumat (2/2). Serangan ini disebut sebagai balasan terhadap serangan militan yang didukung Iran menewaskan tiga anggota militer AS dan 40 orang lainnya luka-luka di Yordania.

Presiden Joe Biden menegaskan serangan militer AS ke wilayah yang didukung militan Iran di Suriah dan Irak akan berlanjut.

"Amerika Serikat tidak menginginkan konflik di Timur Tengah atau di mana pun di dunia. Tapi biarlah semua orang yang mungkin ingin menyakiti kami mengetahui hal ini: Jika Anda menyakiti orang Amerika, kami akan meresponsnya," kata Biden.

Dalam beberapa minggu terakhir militer AS melakukan serangan  terhadap milisi yang didukung Iran. Namun serangan pada hari Jumat ini jauh lebih besar dibandingkan serangan sebelumnya. 

Sejatinya pemerintah AS ingin mencegah dan menghentikan serangan lebih lanjut dan tetap menghindari konflik skala penuh dengan Iran di wilayah yang sudah bergolak akibat agresi Israel di  Gaza.

Komando Pusat AS mengkonfirmasi ada 85 sasaran yang digempur dalam serangan di Irak dan Suriah terhadap Pasukan Quds Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran dan kelompok milisi yang berafiliasi.

Baca juga: PBB Serukan Semua Pihak Tahan Diri Pascaserangan Iran ke Irak

"Fasilitas yang diserang termasuk operasi komando dan kendali, pusat intelijen, roket dan rudal, dan penyimpanan kendaraan udara tak berawak, serta fasilitas rantai pasokan logistik dan amunisi kelompok milisi dan sponsor IRGC yang memfasilitasi serangan terhadap pasukan AS dan Koalisi."

Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan itu adalah respons awal AS.

"Kami yakin serangan itu berhasil," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby, mengutip CNNIndonesiacom.

Letjen Douglas Sims, direktur Kepala Staf Gabungan, mengatakan bahwa lokasi serangan dipilih dengan rencana bahwa kemungkinan besar akan ada korban jiwa dari IRGC dan personel milisi lainnya.

Serangan itu terjadi segera setelah Biden bertemu dengan anggota keluarga tentara yang tewas di Yordania.

 

 

 

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close