Antonio Guterres Ingatkan Kemungkinan Perang Nuklir

Nusantaratv.com - 15 Maret 2022

Sekjen PBB Antonio Guterres khawatir kemungkinan perang nuklir. (UNB)
Sekjen PBB Antonio Guterres khawatir kemungkinan perang nuklir. (UNB)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres memperingatkan mengenai kemungkinan perang nuklir.

Pada Senin (14/3/2022), Guterres memperingatkan eskalasi perang yang sedang berlangsung di Ukraina 'baik karena kecelakaan atau rancangan' akan mengancam seluruh umat manusia. 

Dia khawatir konflik itu mungkin berakhir dengan kiamat nuklir. "Prospek konflik nuklir, yang dulu tidak terpikirkan, sekarang kembali ke ranah kemungkinan," kata Guterres, seperti dilaporkan RT, Senin (14/3/2022).

Komentar Guterres tentang perang nuklir dibuat sehubungan dengan Presiden Vladimir Putin yang meningkatkan pasukan pencegah Rusia. Pasukan menggunakan berbagai senjata strategis, baik nuklir maupun konvensional membuatnya menjadi siaga 'khusus' bulan lalu, satu perkembangan yang oleh Kepala PBB disebut mengerikan.

Di sisi Barat, beberapa pakar dan politisi di Eropa dan Amerika Serikat (AS) mendesak NATO untuk mendeklarasikan 'zona larangan terbang' di atas Ukraina. Larangan terbang akan membuat aliansi berkomitmen untuk menembak jatuh pesawat Rusia di langit Ukraina, dan membawa senjata nuklir Negara Adi Kuasa ke dalam konflik terbuka satu sama lain.

Para pemimpin NATO sejauh ini menolak seruan perang ini, dan Washington telah berulang kali bersikeras jika mereka tidak akan melibatkan Rusia secara militer kecuali jika satu anggota NATO diserang.

"Selain momok konflik nuklir, Guterres memperingatkan 'perang ini tidak akan memiliki pemenang, hanya pecundang. Kaum miskin dunia akan sangat terpengaruh oleh melonjaknya harga pangan," imbuh Guterres.

Guterres mencatat Ukraina sendiri menyediakan lebih dari setengah pasokan gandum Program Pangan Dunia, serta gabungan Rusia dan Ukraina menyumbang setengah dari pasokan minyak bunga matahari dunia dan sepertiga dari gandumnya.

"Perang ini jauh melampaui Ukraina. Pedang Damocles menggantung di atas ekonomi global, terutama di negara berkembang," tambahnya.

Guterres mengatakan PBB akan mengalokasikan US$40 juta (Rp572,4 miliar) untuk menyediakan makanan, bantuan dan uang tunai kepada warga sipil Ukraina yang terkena dampak konflik.

Dia secara pribadi telah secara tidak langsung berhubungan dengan Putin untuk membahas mengakhiri konflik. PBB, kata Guterres, juga telah menghubungi sejumlah negara ketiga, termasuk China, untuk membahas negosiasi mediasi.

Delegasi Rusia dan Ukraina bertemu secara virtual pada Senin (14/3/2022) untuk putaran keempat pembicaraan damai, yang kemudian dihentikan sementara dan dijadwalkan untuk dilanjutkan pada Selasa (15/3/2022). Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berharap pembicaraan ini akan mengarah pada pertemuan pribadi dengan Putin.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close