Nusantaratv.com - Invasi Rusia ke Ukraina menjadi sinyal kuat bagi Taiwan terhadap potensi ancaman serangan militer China.
Guna mengantisipasi kondisi darurat tersebut, Pemerintah Taiwan meluncurkan buku panduan perang untuk warganya. Buku tersebut berisi tentang cara bertindak jika terjadi serangan.
Buku pegangan perang tersebut dirilis oleh Kementerian Pertahanan Taiwan pada Selasa (12/4/2022).
Selain tentang strategi perang, buku tersebut juga memuat kode QR untuk menemukan tempat perlindungan serangan udara, daftar barang untuk ditimbun untuk masa perang, dan informasi mobilisasi untuk cadangan militer.
Direktur Divisi Material Badan Mobilisasi Pertahanan Semesta Liu Tai-yi menjelaskan, buku pegangan perang tersebut mensimulasikan situasi masa perang dan memandu publik dalam berbagai skenario.
"Sehingga mereka dapat belajar untuk mengadopsi langkah-langkah respons yang diperlukan," ujar Liu, mengutip kompascom.
Baca juga: Hampir 60 Persen Orang Taiwan Pilih Jepang sebagai Negara Favorit
Buku panduan perang setebal 28 halaman tersebut tersedia secara online untuk diunduh, dan pemerintah daerah didorong untuk memperbaruinya dengan informasi lokal.
Pada Desember 2021, Pemerintahan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen meluncurkan badan mobilisasi untuk meningkatkan ketahanan terhadap ancaman keamanan nasional. Badan mobilisasi tersebut diluncurkan ketika China meningkatkan tekanan militer, diplomatik, dan ekonominya ke Taiwan.
Dalam beberapa tahun terakhir China memang mulai sering melakukan manuver ke wilayah Taiwan. Bahkan pada tahun lalu, Beijing menggandakan kekuatan militernya ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan menjadi sekitar 950.
China selalu menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya yang harus direbut kembali dan jika perlu dengan cara paksa.
Invasi Rusia ke UKraina telah merusak kepercayaan bahwa kekuatan dunia akan mampu mencegah krisis serupa meletus di Taiwan. Terkait hal ini, Ketua DPR AS Nancy Pelosi dijadwalkan mengunjungi Taiwan sebagai bagian dari safarinya ke Asia. Namun rencana safari Pelosi protes diplomatik dari Beijing. Kementerian Luar Negeri China mengatakan, kunjungan semacam itu akan disambut dengan langkah-langkah keras. Kantor Pelosi menolak untuk mengatakan apakah dia berkunjung ke Taiwan. Tapi akhirnya rencana safari ke Asia itu dibatalkan lantaran Pelosi positif Covid-19.