Nusantaratv.com - Setidaknya 21 anak dari 10 anggota Angkatan Laut Kerajaan Malaysia (TLDM) yang tewas dalam kecelakaan helikopter pada Selasa (23/4/2024) bakal mendapatkan santunan, masing-masing sebesar RM 1.000 atau setara Rp3,3 juta.
Santunan tersebut diberikan di luar bantuan biaya pendidikan lainnya. Hal itu disampaikan Menteri Pendidikan Tinggi Malaysia Zambry Abdul Kadir.
Dilansir dari Channel News Asia (CNA), Kamis (25/4/2024), berbicara kepada wartawan pada Rabu (23/4/2024) malam waktu setempat, usai mengunjungi salah satu keluarga korban, Zambry mengatakan semua anak yang belajar di universitas akan dibebaskan dari semua biaya hingga selesai pendidikannya.
Zambry mengungkapkan hanya satu dari anak-anak korban tewas kecelakaan helikopter, yakni Nurul Shahfiqah, putri dari Mohd Shahrizan Mohd Termizi, yang berusia 21 tahun. Nurul Shahfiqah masih menempuh pendidikan di Universiti Malaysia Kelantan (UMK).
Zambry menambahkan keputusan pemberian satunan dan biaya pendidikan guna meringankan beban keluarga korban dan disetujui oleh Perdana Menteri (PM) Anwar Ibrahim, menurut Malay Mail.
"Sejauh ini data kami menunjukkan ada 21 anak yang masih bersekolah dan teridentifikasi menerima rekening SSPN gratis," kata Zambry merujuk pada skema tabungan nasional untuk keperluan pendidikan tinggi.
"Saya yakin Kementerian Pertahanan mungkin punya rencana untuk anak-anak tersebut, sehingga memiliki akun SSPN akan memudahkan, termasuk untuk lembaga lain. Kami akan memperbarui jumlah sebenarnya anak-anak yang terkena dampak (akibat kecelakaan itu)," tambahnya.
Sementara juru bicara pemerintah Fahmi Fadzil menyampaikan, laporan sementara mengenai kecelakaan helikopter di Lumut, Perak, yang menewaskan 10 anggota TLDM bakal siap dalam dua pekan kedepan.
Fahmi Fadzil, saat rapat kabinet pada Rabu (24/4/2024), mengatakan Menteri Pertahanan Mohamed Khaled Nordin berkomitmen menyampaikan laporan tersebut. Sedangkan laporan lengkap akan siap dalam waktu satu bulan.
"Menteri Pertahanan akan menyampaikan beberapa pengumuman mengenai hal tersebut," tambah Fahmi Fadzil, dikutip media lokal.
Khaled Nordin telah menyebutkan laporan sementara itu sehari sebelumnya pada perayaan Hari Raya Kementerian Pertahanan. Namun, pada saat itu, dia tidak menentukan periode waktunya. Dia meyakinkan wartawan di acara tersebut jika pihaknya dan timnya akan mencoba merilis laporan tersebut "sesegera mungkin".
"Kami jarang mengalami kejadian seperti itu (jatuhnya helikopter)," tambahnya, dikutip media lokal.
Para korban akan diberikan penghormatan militer di kamp Resimen Kerajaan Melayu ke-23 di Ipoh, menurut kantor berita Bernama. Insiden mengerikan tersebut terjadi pada Selasa (23/4/2024) pagi waktu setempat, saat helikopter jenis AgustaWestland M503-3 milik Unit Helikopter Maritim (HOM) dengan helikopter jenis M502-6 Fennec bertabrakan di udara.
Helikopter HOM jatuh di tangga stadion, sedangkan helikopter Fennec jatuh di kolam. Pihak angkatan laut memastikan seluruh korban tewas di lokasi kejadian. Helikopter-helikopter tersebut ikut serta dalam latihan parade Hari Angkatan Laut ke-90, dan ini adalah pertama kalinya mereka berlatih bersama untuk acara tersebut, menurut pernyataan Menteri Pertahanan Malaysia.
Khaled Nordin mengatakan kepada wartawan pada konferensi pers pada 23 April, sembilan dari 10 personel Angkatan Laut berusia di bawah 40 tahun, sedangkan yang termuda berusia 26 tahun dan yang tertua berusia 40-an.
Helikopter HOM tersebut membawa empat awak laki-laki, termasuk Komandan Firdaus Ramli, Komandan Skuadron 503, dan tiga penumpang perempuan. Helikopter Fennec membawa tiga awak laki-laki, termasuk Komandan Muhamad Amir Mohamad, komandan skuadron 502.
Menurut Khaled Nordin, seorang anggota Angkatan Laut yang sedang berenang di kolam tempat helikopter Fennec jatuh juga terkena puing-puing dan mengalami luka ringan.