Ahok: Sebagai Teman Saya Loyal kepada Jokowi

Nusantaratv.com - 07 Februari 2024

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok/ist
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok/ist

Penulis: Ramses Manurung

Nusantaratv.com-Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kembali jadi perbincangan publik. Keputusannya mundur dari jabatan Komisaris Utama Pertamina pada 2 Februari 2024 lalu membuat banyak orang terkejut. Pasalnya Ahok dikenal sebagai sahabat dekat dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak duet fenomenal mereka sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur di DKI Jakarta. 

Ahok resmi diangkat sebagai Komisaris Utama Pertamina oleh Menteri BUMN Erick Thohir pada 25 November 2019 lalu.

Kabarnya, dia menerima gaji mencapai Rp8,3 miliar per bulan termasuk gaji, tunjangan hingga bonus. 

Dalam acara bincang-bincang yang ditayangkan di kanal YouTube 2045TV, Selasa (6/2/2024), Ahok membeberkan alasannya memutuskan mundur dari jabatan Komut Pertamina. 

Ahok mengungkapkan keinginannya untuk mundur dari Pertamina sudah muncul sejak Ganjar Pranowo dan Mahfud MD dicalonkan sebagai Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden pada Pilpres 2024 oleh PDI Perjuangan dan parpol pengusung lainnya. 

Bahkan rencananya untuk mundur sudah disampaikan secara langsung kepada Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri saat bertemu dalam satu kesempatan. Tetapi keinginan Ahok untuk keluar dari Pertamina selalu dicegah oleh Megawati. 

"Saya bilang sama Ibu Mega, Bu ijinkan saya keluar dari Komut Pertamina," ungkap Ahok. 

"Terus Ibu Mega tanya ke saya, kenapa mau keluar?" lanjutnya.

"Saya mau ikut kampanye Bu. Kan undang-undang melarang Komut ikut kampanye. Dan Ibu mengajarkan harus taat konstitusi," tutur Ahok. 

"Ibu bilang jangan. Pak Ahok tugasnya jaga Pertamina," sambung Ahok. 

Terkait kiprahnya sebagai Komut Pertamina, Ahok mengaku bersyukur dapat memberikan kontribusi positif. Terbukti Pertamina berhasil mengukir sejarah membukukan keuntungan yang signifikan.  

"Tahun 2022 kita sudah untung 3,8 miliar dolar. Sejarah itu. Dulu minyak begitu mahal ga pernah untung," bebernya.

"Tahun lalu belum diaudit 4,3 miliar dolar. Direksi dan komisarisnya boleh dapat komisi 1 sampai 1,3 persen," tambahnya.

Capaian positif ini membuat hati Ahok semakin mantap untuk keluar demi membantu pemenangan Ganjar-Mahfud dan PDI Perjuangan. Pasalnya, dia merasa sudah menunaikan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik selama menjabat sebagai Komut Pertamina. 

Itu sebabnya, meski dilarang keras oleh Megawati, Ahok 'membandel' untuk keluar. Hanya saja, langkanya terkendala oleh agenda Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Alhasil, Ahok pun harus menunda keputusannya keluar dari Komut Pertamina sampai dilaksankan RUPS. 

Baca juga: Viral Sebut Jokowi Gak Bisa Kerja, Ini Klarifikasi Lengkap Ahok

"Setelah RUPS berarti kan tanggungjawab saya selesai," ucapnya. 

"Tapi Ibu bilang tetap di Pertamina. Saya kira Ibu baik ya. Dia tahu saya teman dengan Pak Jokowi," imbuhnya. 

Ahok berseloroh jika dia tidak mundur dari Komut yang berarti mengambil posisi berhadap-hadapan dengan Jokowi dalam Pilpres 2024, kemungkinan kalau Prabowo-Gibran menang dirinya masih dapat rejeki.

"Mungkin kalau 02 menang saya masih dapat rejeki juga lah. Misalnya di Pertamina atau jadi Dirut atau Menteri," candanya sambil melempar tawa.

Belakangan Ahok baru mengetahui salah satu pertimbangan Megawati bersikeras melarang dirinya mundur dari Komut Pertamina yakni karena anak-anak Ahok masih kecil. 

"Terakhir saya baru tahu, Ibu khawatir anak saya masih kecil. Nanti gimana? Anak mau kuliah," ungkap Ahok. 

"Ibu bilang ke saya, biar saya saja yang sudah tua. Saya tiga kali dipanggil polisi di jaman Orde Baru. Jangan Pak Ahok yang bertentangan dengan penguasa," ujar Ahok.

Ahok mengaku terharu dengan pesan yang disampaikan Megawati, namun di sisi lain keinginannya untuk turut berjuang memenangkan Ganjar-Mahfud dan PDI Perjuangan juga menggebu-gebu. Apalagi para 'Ahoker' julukan untuk orang-orang yang mendukungnya terpecah. 

"Tetapi kemudian RUPS diundur. Terus saya lihat Ahoker pecah. Semua orang berpikir saya ke 02. Kan orang cenderung ke yang menang gitu kan. Yang satu putaran. Yang enak. Yang nyaman," tuturnya.

"Terus saya mulai berpikir. Kalau saya tidak keluar bisa salah paham. Ahoker mau kumpul tanggal 4 Februari. Kemudian RUPS tanggal 31 Januari. Saya ajuin ke Ibu, Ibu ga mau jawab. Ternyata Ibu takut karena anak-anak saya masih kecil," lanjutnya. 

Sadar keinginannya mundur dari Komut Pertamina tak akan direstui oleh Megawati, Ahok akhirnya mengambil jalan lain. Ia tak lagi meminta ijin kepada Megawati tetapi langsung mengambil keputusan sendiri. 

"Akhirnya saya bilang ke Mas Hasto (Sekjen PDI Perjuangan). Saya bukan ijin lagi. Saya mau lapor saya keluar. Karena saya sudah beresin semua," kata Ahok. 

"Terus Ibu bilang kalau tulus dan ikhlas ya Ok," tambahnya. 

Ahok yang merupakan kader PDI Perjuangan menegaskan keputusannya untuk mundur dari Komut Pertima karena merasa terpanggil untuk menegakkan keadilan dan kejujuran.

"Saya tidak mau ini diselewengkan seolah saya ke 02. Saya tidak mau orang tidak berani berdiri untuk keberanian, keadilan dan kejujuran," tegasnya. 

Meski harus berhadap-hadapan karena mendukungan paslon yang berbeda, Ahok tetap mengakui Jokowi sebagai teman. 

"Jokowi memang teman saya. Dan saya selalu loyal kepada teman. Tetapi saya lebih loyal kepada konstitusi," pungkasnya.

 

 

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close