Ahli Anies: Kunjungan Jokowi Bagi Bansos Efektif Naikkan Suara Prabowo-Gibran

Nusantaratv.com - 01 April 2024

Ahli yang dihadirkan pihak AMIN di sidang sengketa hasil Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi, Vid Adrison. (YouTube)
Ahli yang dihadirkan pihak AMIN di sidang sengketa hasil Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi, Vid Adrison. (YouTube)

Penulis: Mochammad Rizki

Nusantaratv.com - Tim Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) menghadirkan dosen ekonomi dari Universitas Indonesia, Vid Adrison, sebagai ahli dalam sidang sengketa hasil Pilpres 2024. Dalam paparannya, Vid mengaitkan soal kemiskinan, pemberian bansos dan kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan raihan suara Prabow Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024.

Sidang yang dipimpin oleh Ketua MK Suhartoyo, sebagai ketua majelis hakim. Sidang digelar di ruang sidang Mahkamah Konstitusi (MK), Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (1/4/2024). 

Vid mulanya mengatakan masyarakat yang berpenghasilan rendah dan pendidikan rendah cenderung myopic. Masyarakat myopic, kata dia, merupakan kondisi di mana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan.

"Masyarakat yang berpenghasilan rendah atau pendidikan rendah biasanya cenderung myopic, karena mereka fokus untuk memperjuangkan kebutuhan hidup sehari hari sehingga biasanya implikasi jangka panjang terhadap keputusan termasuk pilihan presiden itu memiliki bobot yang rendah," papar Vid.

"Ada evidence-nya (bukti) nggak? Ada. Kebetulan di Indonesia memang sudah ada melihat hubungan positif bantuan dalam bentuk apapun dengan perolehan suara," lanjut dia.

Vid lalu menyebut salah satu bukti yang terlihat adalah dari hasil survei LSI yang menurutnya menunjukkan 69% penerima bansos di 2024 memilih paslon nomor 2.

"Berikutnya mengapa pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pengangguran yang rendah tidak efektif meningkatan suara pertahana atau kandidat pertahana, sederhananya masyarakat belum tentu menganggap pertumbuhan ekonomi tersebut hasil kerja pemerintah," kata dia.

"Mereka bisa mengatakan bahwa yang baik itu hasil kerja mereka, karena tidak bisa di 100% bisa diklaim, berbeda seperti bansos," imbuh Vid.

Menurut dia, jika perekonomian negara memburuk, maka masyarakat akan menganggap itu salah pemerintah sehingga reaksi masyarakat akan lebih besar kepada hal yang buruk dibandingkan perbuatan baik yabg dilakukan pemerintah.

"Bahasa sederhananya adalah perekonomian berjalan secara autopilot. Tapi Harus diingat bahwa ketika kondisi ekonomi buruk, masyarakat berpandangan bahwa itu akibat dari pemerintah. Ini berangkat dari aspek psikologis. Reaksi orang itu selalu lebih besar kepada hal yang buruk dari pada yang baik," papar dia.

Ia lalu mengaitkan kunker Presiden Jokowi dan pembagian bansos di berbagai daerah. Vid mengatakan Jokowi mengunjungi 30 kabupaten/kota dalam periode 22 Oktober 2023 sampai 1 Februari 2024 dan memberikan 44 bantuan sosial. Menurutnya, 50 persen daerah yang dikunjungi berada di Jawa Tengah.

"Dengan total bantuan sekitar Rp 347,2 miliar," ucap Vid.

Vid menjelaskan, kunjungan tersebut berdampak pada suara Prabowo-Gibran. Menurutnya, Prabowo mengalami kenaikan suara yang cukup besar.

"Ternyata memang ada kenaikan perolehan suara Paslon 02 yang cukup besar jika dibandingan dengan suara Prabowo pada Pilpres 2019 dengan rata-rata kenaikan 32 persen, minimum 6,3% maksimum 66,3%," kata dia.

"Kunjungan Jokowi efektif meningkatkan suara Prabowo di 2024. Ada bukti menunjukkan kunjungan Prabowo 2024 menurunkan perolehan suara Ganjar. Kunjungan Prabowo tidak berdampak pada suara Anies. Kunjungan Prabowo 2024 dan suara Jokowi itu semakin memperbesar kenaikan suara Prabowo. Estimasinya di 30 kota ini sekitar 0,1 juta," sambungnya.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close