Nusantaratv.com - Perang kerap menimbulkan duka dan trauma. Tak hanya itu, perang juga menyengsarakan umat manusia dan membahayakan dunia.
Hal itu yang mungkin dialami warga Ukraina akibat invasi Rusia sejak 24 Februari. Peristiwa memilukan terjadi di Kota Irpin, Ukraina, saat tentara Rusia memasuki sebuah rumah warga. Mereka membiarkan seorang gadis remaja berusia 17 tahun lolos dari pemerkosaan.
Namun, gadis remaja itu harus mengalami trauma berat. Sebab, dia dipaksa melihat ibu dan adiknya yang berusia 15 tahun harus mengalami hal buruk yakni diperkosa tentara Rusia.
Sadisnya, setelah melampiaskan nafsu syhawatnya, tentara Vladimir Putin itu membunuh para korban, seperti dikutip dari The Sun, Sabtu (23/4/2022). Sementara gadis remaja yang lolos dari pemerkosaan itu dibiarkan bebas karena dianggap terlalu jelek.
"Saya dibiarkan, karena menganggap saya terlalu jelek," ujar gadis itu kepada Lyudmila Denisova, Komisaris Parlemen Ukraina untuk Hak Asasi Manusia (HAM).
"Tentara Rusia mengatakan, agar saya menceritakan apa yang terjadi kepada semua orang," lanjutnya.
Kini gadis itu kini diasuh neneknya. Mereka menelepon Komisaris untuk Pemberian Bantuan Psikologis Rahasia, yang memberikan izin ceritanya untuk diterbitkan. Gadis itu bercerita tiga tentara Rusia hadir ke rumahnya di Irpin, sebuah kota sekitar 12 mil barat laut ibukota Kiev.
Dia menyebutkan tentara Rusia memperkosa ibu dan adik perempuannya yang berusia 15 tahun di depan matanya. Mereka dipukuli dan diperkosa dengan kekejaman khusus. Keduanya kemudian dibunuh. "Gadis remaja itu dalam keadaan syok psikologis tinggal bersama mayat di rumah selama empat hari," ungkapnya.
"Setelah pembebasan kota, dia bisa menemui neneknya," ucap Denisova.
Sementara kerabatnya dibunuh, ungkap Denisova, gadis remaja itu ditahan dan tidak disentuh "Karena dianggap jelek'. Mereka berkata, hidup, dan sampaikan (apa yang terjadi) kepada orang lain," tambahnya.
Gadis remaja itu kini menerima bantuan psikologis. Denisova mengatakan mereka telah menerima lebih dari 400 panggilan di hotline khusus Komisaris, yang didukung UNICEF, sejak 1 April. "Sebagian besar banding terkait dengan kejahatan seksual yang dilakukan oleh militer Rusia. Jumlah mereka bertambah setiap hari," jelasnya.
Jika benar, maka ini adalah bukti terbaru dari kejahatan seks mengerikan yang dilaporkan dilakukan oleh tentara Vladimir Putin sejak dimulainya invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari.