45 ton ikan Danau Maninjau mati karena angin kencang dan hujan lebat

Nusantaratv.com - 18 November 2022

Bangkai ikan mengapung di dalam keramba jaring apung, Jumat (18/11). (Antara/HO-Dok DPKP Agam)
Bangkai ikan mengapung di dalam keramba jaring apung, Jumat (18/11). (Antara/HO-Dok DPKP Agam)

Penulis: Alber Laia

Nusantaratv.com  - Sekitar 45 ton ikan di Danau Maninjau, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mati akibat angin kencang dan curah hujan tinggi yang melanda daerah tersebut selama beberapa hari terakhir.
 
Rosva Deswira di Lubukbasung, Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan, mengatakan 45 ton ikan mati itu milik pembudidaya di Tapian Tampuniak Jorong Tanjung Sani Nagari Sungai Batang. Ikan sudah mati sejak Kamis (17/11).
 
"45 ton ikan tersebut tersebar di 124 jaring apung milik 27 pembudidaya dan ini berdasarkan data yang kami lakukan, Jumat (18/11) pagi," ujarnya.
 
Ia mengatakan, dengan matinya ikan tersebut, pembudidaya mengalami kerugian sekitar Rp945 juta, karena harga ikan di tingkat petani sebesar Rp21.000 per kilogram.
 
Evakuasi bangkai ikan tidak dimungkinkan, karena masih ada ikan di jaring apung di sekitarnya dalam keadaan kekurangan oksigen.
 
Jika evakuasi dilakukan, kata dia, akan memicu kondisi ikan yang kekurangan oksigen menjadi lebih stres dan mati.
 
"Kami sudah berpesan kepada Jorong Tanjung Sani dan sebagian masyarakat yang ditemukan untuk tidak membuang bangkai ikan ke dalam danau," katanya.
 
Dia mengatakan kematian ikan itu akibat perubahan iklim dan angin kencang dalam beberapa hari terakhir mengakibatkan pembalikan waktu air. Dengan kondisi itu, lapisan bawah oksigen minimal diangkat ke permukaan, membuat ikan kekurangan oksigen.
 
"Kematian ikan mulai terjadi Kamis (17/11) dan mengapung pada Jumat (18/11) pagi," katanya.
 
Ia mengakui data kematian ikan tersebut masih berada dalam satu Nateri atau desa adat. Untuk lokasi lain, kata dia, petani sawah masih melakukan pendataan ke Nateri lainnya.
 
Namun, petambak disarankan untuk mengevakuasi ikan yang masih hidup (sehat) ke kolam penampungan sementara di darat.
 
"Para petani di Koto Malintang sudah memanen ikan, Kamis (17/11), untuk mengantisipasi kematian," katanya.(Ant)

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close