Nusantaratv.com - Pemimpin kelompok separatis pro-Moskow di Donetsk, Denis Pushilin menyebut sebanyak 140 ribu warga kota pelabuhan Mariupol telah meninggalkan Ukraina dan menuju Rusia.
"Sekitar 140 ribu orang telah meninggalkan Mariupol, (mereka) ke Republik Rakyat Donetsk dan ke Rusia," ujar Pushilin, Rabu (30/3/2022).
Sejauh ini belum ada verifikasi independen atas klaim Pushilin itu.
Ukraina, sebelumnya, menuduh pasukan Rusia memaksa penduduk Mariupol pergi ke wilayah Donestk dan Rusia.
Mengutip Reuters dari Interfax, Donetsk dan satu wilayah lainnya, Luhansk, merupakan daerah di timur Rusia yang dikuasai kelompok separatis pro-Rusia. Sebelum melancarkan invasi, Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui kemerdekaan atas dua wilayah ini.
Kala Ukraina masih dalam kondisi damai, penduduk di kota ini mencapai lebih dari 400 ribu jiwa. Tapi, seiring gempuran Rusia yang terus berlanjut, sebagian besar warga telah mengungsi meninggalkan kota.
Kota Mariupol menjadi salah satu titik pertempuran sengit antara pasukan Rusia vs Ukraina sejak invasi bulan lalu.
Ledakan terjadi setiap hari. Menurut penuturan pejabat setempat, ledakan bahkan terdengar setiap sepuluh menit.
Pemerintah Ukraina juga menyoroti kondisi di Mariupol yang jauh dari kata manusiawi. Warga tak mendapat akses makanan, air dan obat-obatan.
Data pemerintah Ukraina mencatat sebanyak 5.000 orang tewas di Mariupol, dan 170 ribu warga lainnya masih terjebak di kota itu.
Mariupol merupakan pusat metalurgi untuk besi dan baja, manufaktur mesin berat, dan perbaikan kapal. Pabrik baja terbesar di Ukraina yang dimiliki oleh grup metalurgi terkemuka negara itu, Metinvest, berlokasi di Mariupol.
Mariupol juga merupakan rumah bagi pelabuhan industri terbesar di Laut Azov. Kota pelabuhan di tenggara itu menjadi tempat Ukraina mengekspor biji-bijian, besi dan baja, serta mesin berat ke negara-negara Eropa dan Timur Tengah seperti Italia, Lebanon, dan Turki.
Di samping itu, Mariupol juga terletak di antara Donetsk dan Luhansk, dua wilayah Ukraina yang jadi incaran Ukraina. Dengan menduduki Mariupol, maka Rusia dapat dengan leluasa mengendalikan wilayah-wilayah yang berada di bawah kuasanya.
Menguasai Mariupol, menurut sejumlah pengamat, merupakan kemenangan simbolis bagi Rusia.