Nusantaratv.com - Presiden Nigeria Muhammadu Buhari mengatakan 12 juta anak-anak takut pergi ke sekolah di negara itu.
Hal itu lantaran para jihadis dan kelompok bersenjata kerap melakukan penculikan terhadap ratusan siswa guna mendapatkan uang tebusan, seperti dikutip dari AFP, Kamis (28/10/2021).
Penculikan sekolah massal pertama di negara terpadat di Afrika adalah di timur pada 2014, ketika Boko Haram menculik 276 gadis dari Chibok, memicu kampanye global yang disebut #BringBackOurGirls.
Sejak itu, serangan penculikan terhadap anak-anak di sekolah 'telah bertambah jumlahnya dan menyebar ke seluruh bagian utara negara itu," kata Buhari pada saat berpidato di konferensi tentang keselamatan dalam pendidikan di ibukota, Abuja, pada Selasa (26/10/2021).
Kelompok bersenjata di negara bagian barat laut dan tengah Nigeria semakin menargetkan sekolah, menculik lebih dari 1.000 siswa sejak Desember tahun lalu. Akibatnya, kata Buhari, 'ada lebih dari 12 juta anak saat ini trauma dan takut untuk pergi ke sekolah'.
Dia menambahkan anak perempuan sangat terpengaruh. Di mana gadis-gadis berusia muda yang meninggalkan sekolah lebih awal berisiko dinikahkan, para ahli memperingatkan.
Baca Juga: Usai Diberi Uang Tebusan, Lima Siswa yang Diculik Dibebaskan
Awal bulan ini, organisasi non-pemerintah, Save the Children mengatakan, diperkirakan 44 persen anak perempuan di Nigeria menikah sebelum mereka berusia 18 tahun. Ini menjadi salah satu tingkat pernikahan anak tertinggi secara global.
Sebagian besar siswa yang diculik dibebaskan setelah negosiasi dengan penculiknya. Kendati para siswa itu telah dibebaskan, kata Buhari, trauma dari kejadian itu tetap ada di pikiran mereka.
Pensiunan jenderal, yang pertama kali terpilih pada 2015, mengatakan pemerintah sangat berkomitmen untuk memprioritaskan keselamatan di sekolah. "Kami telah mengidentifikasi dan menerapkan mekanisme untuk memastikan keselamatan dan keamanan sekolah di Nigeria," ucapnya.
Namun, tambah pria berusia 78 tahun itu, sulit menghadapi tantangan keamanan ini dan dampaknya. Operasi militer sedang berlangsung di seluruh negeri, namun pasukan keamanan selalu kewalahan untuk menghadapi para penculik maupun kelompok bersenjata tersebut.