WHO Setujui Vaksin MVA-BN, Langkah Penting Lawan Mpox

Nusantaratv.com - 14 September 2024

Apoteker sukarelawan Foster Knutson mengisi jarum suntik dengan dosis vaksin cacar dan cacar monyet JYNNEOS selama klinik melalui Departemen Kesehatan Masyarakat Pima County di Pusat Kesehatan Masyarakat Abrams di Tucson, Arizona, Amerika Serikat, 20 Agustus 2022. (Foto: Dok/Rebecca Noble/Reuters)
Apoteker sukarelawan Foster Knutson mengisi jarum suntik dengan dosis vaksin cacar dan cacar monyet JYNNEOS selama klinik melalui Departemen Kesehatan Masyarakat Pima County di Pusat Kesehatan Masyarakat Abrams di Tucson, Arizona, Amerika Serikat, 20 Agustus 2022. (Foto: Dok/Rebecca Noble/Reuters)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat (13/9/2024) menyetujui MVA-BN sebagai vaksin mpox (cacar monyet) pertama yang ditambahkan ke daftar pra-kualifikasinya.

Kelompok Penasihat Strategis Ahli Imunisasi WHO merekomendasikan persetujuan vaksin MVA-BN, yang dibuat oleh Bavarian Nordic A/S. 

Vaksin ini dapat diberikan kepada individu berusia 18 tahun ke atas dalam dua dosis, dengan waktu interval antara dosis selama empat minggu.

"Prakualifikasi pertama vaksin terhadap mpox ini merupakan langkah penting dalam upaya kita melawan penyakit ini, baik dalam konteks wabah yang sedang terjadi di Afrika, maupun di masa mendatang," kata Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam pernyataannya, dikutip dari United Press International (UPI), Sabtu (14/9/2024). 

"Kita sekarang perlu segera meningkatkan pengadaan, donasi, dan peluncuran untuk memastikan akses yang adil terhadap vaksin di tempat yang paling membutuhkannya, bersama dengan alat kesehatan masyarakat lainnya, untuk mencegah infeksi, menghentikan penularan, dan menyelamatkan nyawa," sambungnya.

Data menunjukkan satu dosis MVA-BN diperkirakan efektif sebesar 76 persen dalam melindungi individu dari mpox. Dengan dua suntikan, efektivitasnya mencapai 82 persen.

"Prakualifikasi WHO untuk vaksin MVA-BN akan membantu mempercepat pengadaan vaksin mpox yang sedang berlangsung oleh pemerintah dan lembaga internasional seperti Gavi dan Unicef ​​untuk membantu masyarakat di garis depan keadaan darurat yang sedang berlangsung di Afrika dan sekitarnya," sebut Asisten Direktur Jenderal WHO untuk Akses terhadap Obat-obatan dan Produk Kesehatan Dr. Yukiko Nakatani.

Nakatani menambahkan tindakan WHO akan membantu otoritas regulasi nasional di seluruh dunia mempercepat persetujuan vaksin yang pada gilirannya akan meningkatkan akses di seluruh dunia.

Pada Agustus, WHO menyatakan mpox sebagai keadaan darurat kesehatan global menyusul rekomendasi dari komite darurat mengenai mpox.

Vaksin ini belum memiliki izin penggunaan bagi orang di bawah usia 18 tahun, namun WHO menyatakan vaksin ini boleh digunakan "di luar label" pada bayi, anak-anak, dan remaja, serta ibu hamil dan individu yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Pedoman itu berarti dalam situasi wabah, manfaat vaksinasi lebih besar daripada potensi risiko karena vaksin mpox lainnya sedang dikembangkan.

"Kami sedang melanjutkan prosedur pra-kualifikasi dan pendaftaran penggunaan darurat dengan produsen dua vaksin mpox lainnya: LC-16 dan ACAM2000. Kami juga telah menerima 6 pernyataan minat untuk produk diagnostik mpox untuk pendaftaran penggunaan darurat sejauh ini," kata Dr. Rogerio Gaspar, Direktur Regulasi dan Pra-kualifikasi WHO, dalam pernyataannya.

Menurut WHO, lebih dari 120 negara telah mengonfirmasi lebih dari 103.000 kasus mpox sejak wabah global dimulai pada 2022.

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close