Jakarta, Nusantaratv.com-Vaksinasi menjadi salah satu solusi untuk menanggulangi pandemi covid-19. Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan orang yang tidak divaksin mati secara sia-sia akibat covid-19.
WHO juga mengingatkan ketimpangan vaksin global sebagai salah satu hambatan utama untuk melawan virus covid-19.
Para pejabat WHO menyebutkan sebanyak 56 negara gagal mencapai target WHO dalam melakukan vaksinasi sebesar 10% dari jumlah populasi hingga akhir September, mengutip detik, Rabu (6/10/2021).
Maria Van Kerkhove, Pimpinan teknis covid-19 WHO, Maria Van Kerkhove menyatakan meningkatkan akses vaksin akan membantu mengurangi kematian akibat covid-19 dan rawat inap di saat dunia telah mencatat nyaris 5 juta kematian terkait virus tersebut.
"Tidak memenuhi target adalah hal yang menyedihkan; ini lebih dari menyedihkan, lebih dari frustrasi," ujar Kerkhove.
Baca juga: Efektivitas Vaksin Covid-19 Pfizer/BioNTech Turun Jadi 47 Persen Setelah 6 Bulan
"Ini tidak dapat digambarkan dengan kata-kata, saya harus mengatakan, karena jika kita telah menggunakan lebih dari 6 miliar vaksin yang telah diberikan hari ini dengan berbeda, kita akan berada dalam situasi yang sangat, sangat berbeda sekarang," imbuhnya.
Kerkhove lebih lanjut mengatakan, data vaksin covid-19 dengan jelas menunjukkan bahwa vaksin merupakan hal yang aman dan efektif untuk mencegah rawat inap maupun kematian.
"Vaksin-vaksin itu hanya perlu dapat diakses untuk lebih banyak orang," tukasnya.
"Hasil dari ini (ketimpangan vaksin) adalah orang-orang yang mati sia-sia," imbuhnya.
Sejalan dengan pernyataan Van Kerkhove, para pejabat kesehatan Amerika Serikat menyatakan bahwa hampir semua kematian nasional karena covid-19 terjadi pada pasien yang tidak divaksinasi.
Dalam laporannya pada 10 September lalu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS menyampaikan orang yang tidak divaksinasi lebih rentan meninggal karena covid-19 dengan kemungkinan 11 kali lipat. Sementara itu, orang yang tidak divaksin 10 kali lebih mungkin memerlukan rawat inap untuk gejala yang dimiliki dan sekitar 4,5 kali lebih rentan tertular virus secara keseluruhan.