Nusantaratv.com - Menginginkan makanan manis setelah makan atau mengidam permen saat merasa lelah mungkin terlihat seperti kebiasaan yang tidak berbahaya.
Namun, seorang dokter mengingatkan jika keinginan untuk terus-menerus mengonsumsi gula bisa jadi lebih dari sekadar kebiasaan. Itu bisa menjadi pertanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius yang perlu diwaspadai.
Dilansir dari Medical Daily, Sabtu (22/3/2025), Dr. Crystal Wyllie, seorang dokter umum dan praktisi medis daring asal Inggris, menjelaskan keinginan makan tertentu bukan hanya tentang keinginan, tetapi juga bisa menjadi sinyal dari tubuh tentang kondisi medis yang mendasarinya.
"Keinginan makan tertentu sering kali merupakan cara tubuh memberi tahu kita tentang sesuatu. Meski banyak yang disebabkan oleh faktor psikologis atau kebiasaan, keinginan yang tidak biasa seperti menginginkan es, kapur, atau bahkan abu bisa menjadi indikator masalah kesehatan yang lebih besar, mulai dari kekurangan zat besi hingga ketidakseimbangan hormon," katanya, seperti dikutip oleh Birmingham Live.
Dr. Wyllie menyoroti keinginan untuk mengonsumsi gula sebagai peringatan potensial. "Jika Anda sering menginginkan makanan manis seperti kue, biskuit, atau roti putih, itu bisa menjadi tanda kadar gula darah Anda tidak seimbang," ungkapnya.
"Ini bisa menunjukkan adanya resistensi insulin atau bahkan diabetes tipe 2 pada tahap awal."
Keinginan mengonsumsi gula pada penderita diabetes atau resistensi insulin sering kali disebabkan oleh fluktuasi cepat kadar gula darah.
Ketika gula darah turun terlalu cepat, baik karena tubuh tidak mampu mengatur glukosa dengan baik atau karena lonjakan insulin, tubuh akan memberi sinyal ke otak untuk mencari energi cepat, yang memicu keinginan untuk mengonsumsi makanan manis.
Namun, Dr. Wyllie memperingatkan jika kebiasaan ini bisa menciptakan siklus lonjakan dan penurunan gula darah yang merugikan.
"Jika terlalu sering mengikuti keinginan tersebut, tubuh Anda akan semakin kesulitan mengatur kadar gula darah. Ini dapat menyebabkan resistensi insulin, yaitu kondisi ketika sel tubuh tidak merespons hormon pengatur gula darah dengan baik. Jika tidak segera ditangani, risiko terkena diabetes tipe 2 akan meningkat," imbuhnya.
Pada penderita diabetes, tubuh akan kesulitan mengatur kadar gula darah secara efektif, yang dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak dikelola dengan baik.
Seiring waktu, kadar gula darah yang tinggi bisa merusak pembuluh darah dan saraf, meningkatkan risiko penyakit serius seperti penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal.
Diabetes yang tidak terkontrol juga dapat merusak penglihatan, menyebabkan retinopati diabetik yang berpotensi mengarah pada kebutaan.