Waspada! Setelah Hepatitis 'Misterius' Kini Ditemukan Penyakit Cacar Monyet Langka di Inggris

Nusantaratv.com - 08 Mei 2022

Ilustrasi anak terkena penyakit cacar monyet langka/ist
Ilustrasi anak terkena penyakit cacar monyet langka/ist

Penulis: Andi Faisal | Editor: Ramses Manurung

Nusantaratv.com-Setelah penemuan kasus hepatitis 'misterius', Inggris kembali digegerkan dengan temuan penyakit cacar monyet langka

Temuan tersebut diumumkan oleh Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA), pada Sabtu (7/5/2022).

UKHSA mengatakan bahwa cacar monyet ini adalah infeksi virus langka yang tidak mudah menyebar di antara manusia.

Secara umum, cacar monyet langka ini adalah penyakit ringan yang bisa hilang dalam beberapa minggu, tetapi berpotensi menimbulkan penyakit parah.

Pasien yang didiagnosis dengan monkeypox baru-baru ini dirawat di Inggris setelah pulang dari Nigeria. Pasien itu kini dirawat di unit isolasi penyakit menular di Rumah Sakit Guy and St. Thomas di London.

UKHSA menyebut risiko keseluruhan dari efek samping cacar monyet langka bagi masyarakat umum sangat rendah.

Perlu diketahui, Monkeypox mirip dengan cacar manusia, yang diberantas pada tahun 1980. Gejala awalnya termasuk demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, pembengkakan kelenjar getah bening, kedinginan dan kelelahan. Ruam sering dimulai pada wajah dan kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Menurut Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS), cacar monyet dapat ditularkan dari hewan liar yang terinfeksi di beberapa bagian Afrika Barat dan Tengah.

"Ini diduga disebarkan oleh hewan pengerat, seperti tikus, mencit, dan tupai," kata NHS.

Dari hasil diagnosis beberapa pasien menderita cacar monyet di Inggris, semuanya bepergian ke Afrika Barat atau kontak dekat dengan seseorang yang pernah bepergian ke sana.

Cacar monyet juga pernah mewabah di Amerika Serikat pada 2003. Kemudian ditelusuri ke toko hewan peliharaan di mana mamalia kecil dari Ghana dijual.

Kendati cacar monyet umumnya lebih ringan daripada cacar, tingkat kematian di antara orang yang terinfeksi di Afrika bisa mencapai 10 persen, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).

Sampai saat ini belum ditemukan obat untuk virus tersebut, meskipun vaksin cacar diyakini dapat mencegah infeksi, menurut NHS dan CDC. (dari berbagai sumber)

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close