Nusantaratv.com-Wabah hepatitis 'misterius' yang menggegerkan dunia telah menyebar ke Indonesia. Dilaporkan, sebanyak tiga pasien anak diduga terinfeksi hepatitis 'misterius' meninggal di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.
Sampai saat ini belum diketahui pasti penyebab terjadinya wabah hepatitis 'misterius'.
Prof. Dr. dr. Hanifah Oswari, Sp. A, dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi RSCM FK UI mengatakan cara penularan penyakit Hepatitis akut ini diduga melalui saluran pencernaan dan pernafasan anak.
"Untuk mencegah dari saluran pencernaan, jagalah kebersihan dengan cara mencuci tangan pakai sabun, memastikan makanan/ minuman dikonsumsi matang, tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain serta menghindari kontak anak-anak kita dari orang sakit agar anak-anak kita tetap sehat,” jelas dr Hanifah.
Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gastro-Hepatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Muzal Kadim, SpA(K) menjelaskan, hepatitis akut sebagian besar ditularkan lewat saluran cerna atau mulut melalui tangan yang terkontaminasi dengan virus atau melalui makanan, minuman dan alat makan.
Lebih lanjut Muzal memaparkan, terdapat dugaan penularan yang terjadi lewat droplet atau percikan cairan liur. Untuk itu, masyarakat diimbau menjaga kebersihan seperti rajin mencuci tangan dan sanitasi makanan agar terhindar dari hepatitis 'misterius'.
"Sampai saat ini yang bisa dilakukan paling baik adalah pencegahan untuk penularan lewat oral seperti cuci tangan, kebersihan dari makanan, sanitasi. Kemudian, mencegah pada kasus-kasus yang sudah ada gejala, misalnya muntah, diare, sakit perut, kita menghindari supaya tidak kontak lewat tangan dan yang masuk ke dalam mulut," tutur Muzal.
Muzal mengungkapkan gejala umum yang dirasakan penderita hepatitis 'misterius' antara lain muntah, diare, sakit perut dan demam.
Dalam kategori berat, gejala lanjutannya bagian tubuh menguning seperti di kelopak mata atau badan. Dia menegaskan bila gejala yang lebih berat, bisa menyebabkan kesadaran anak menurun ketika banyak sel hati yang rusak.
"Jadi, tergantung derajatnya, kalau kerusakannya makin berat gejalanya juga semakin berat. Bahkan bisa menimbulkan kesadaran menurun sampai kejang dan kalau tidak ditangani menyebabkan kematian," tukas Muzal. (dari berbagai sumber)