Tiap Tahun, 11.000 Anak Indonesia Terdiagnosis Kanker

Nusantaratv.com - 19 September 2024

Ilustrasi. Rumah Sakit Kanker Dharmais. (Foto: Istimewa)
Ilustrasi. Rumah Sakit Kanker Dharmais. (Foto: Istimewa)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Setiap tahun, sekitar 11.000 anak di Indonesia terdiagnosis kanker. Sebagian besar pasien yang memeriksakan diri saat kanker sudah dalam stadium lanjut dan bermetastasis.

Hal itu disampikan dokter spesialis anak Rumah Sakit (RS) Kanker Dharmais dokter Yaulia Yanrismet.

Dia mengungkapkan, berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), tiap tahunnya secara global terdapat 400 ribu anak dan remaja yang didiagnosis mengidap kanker.

"Kalau misalnya kita anggap warga dunia ada beberapa miliar memang ini terkesan jumlahnya kecil. Cuma, memang kecil, tapi memiliki angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi," ujar Yaulia dalam keterangannya, Kamis (19/9/2024).

Lebih lanjut, dia mengungkapkan, di Indonesia sendiri kurang lebih 11 ribu anak per tahun yang terdiagnosis kanker. Jumlah itu, menurutnya, tidak termasuk anak-anak yang tidak terdiagnosis yang berada di daerah-daerah.

Padahal, terang Yaulia, dari WHO pada 2009, sekitar 40 persen kematian akibat kanker dapat dicegah sebenarnya jika sudah terdiagnosis sejak awal.

Dia menambahkan, prevalensi kesembuhan kanker pada anak di Indonesia hanya sekitar 20-35 persen.

Hal itu diakibatkan sejumlah hal, seperti mitos yang masih dipegang sejumlah orang serta terlambat dalam mencari pertolongan medis.

"Keterlambatan diagnosis itu kembali lagi ke masalah datangnya terlambat, atau di fasilitas kesehatan dasarnya itu tidak memiliki alat-alat untuk diagnosis, sehingga harus dirujuk berjenjang sampai rumah sakit yang memiliki fasilitas," imbuhnya.

"Selanjutnya, kurangnya pengetahuan. Baik masyarakat, ataupun tim medis yang ada di daerah-daerah yang di luaran," tambah Yaulia.

Dia menjelaskan, di Indonesia jenis kanker paling banyak ditemukan pada anak adalah leukemia atau kanker darah, lymphoma atau kanker kelenjar getah bening, dan brain tumor atau tumor otak.

Terkait penyebab kanker, jelas Yaulia, hingga kini tidak diketahui secara pasti, namun diduga akibat adanya kelainan proses genetik atau ada mutasi akibat sejumlah pemicu seperti lingkungan tidak sehat, paparan radiasi, makanan yang tidak baik, dan infeksi virus.

Hanya satu kanker yang diketahui penyebabnya, menurutnya, yakni kanker serviks, yang disebabkan oleh virus HPV. "Makanya sekarang anak-anak usia sekolah itu sudah diberikan vaksin HPV," tukas Yaulia.

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close