Nusantaratv.com - Seorang pasien leukemia di Amerika Serikat (AS) menjadi wanita pertama dan orang ketiga yang sembuh dari HIV setelah menerima transplantasi sel induk dari donor yang secara alami resisten terhadap virus penyebab AIDS.
Para peneliti melaporkan kasus seorang wanita berusia 64 tahun dari ras campuran, yang dipresentasikan pada Konferensi Retrovirus dan Infeksi Oportunisitik di Denver, juga merupakan kasus pertama yang melibatkan darah tali pusat.
Hal itu merupakan sebuah pendekatan baru yang dapat membuat pengobatan tersedia bagi lebih banyak orang, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (17/2/2022). Sejak menerima darah tali pusat untuk mengobati leukemia myeloid akutnya, yakni kanker yang dimulai pada sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang, wanita tersebut dalam remisi dan bebas dari virus selama 14 bulan.
Dia tidak memerlukan pengobatan HIV ampuh yang dikenal sebagai terapi antiretroviral. Dua kasus sebelumnya terjadi pada pria, yakni satu putih dan satu Latin, yang telah menerima sel induk dewasa, yang lebih sering digunakan dalam transplantasi sumsum tulang.
"Saat ini adalah laporan ketiga dari penyembuhan di rangkaian ini, dan yang pertama pada wanita yang hidup dengan HIV," kata Sharon Lewin, Presiden Terpilih dari International AIDS Society dalam pernyataannya.
Kasus ini merupakan bagian dari studi besar yang didukung AS yang dipimpin oleh Dr. Yvonne Bryson dari University of California Los Angeles (UCLA), dan Dr. Deborah Persaud dari Johns Hopkins University di Baltimore.
Penelitian tersebut bertujuan untuk mengikutisertakan 25 orang yang terpapar HIV. Mereka akan menjalani transplantasi dengan sel induk yang diambil dari darah tali pusat untuk pengobatan kanker dan kondisi serius lainnya.
Pasien dalam percobaan pertama menjalani kemoterapi untuk membunuh sel-sel kekebalan kanker. Dokter kemudian melakukan transplantasi sel induk dari individu dengan mutasi genetik tertentu di mana mereka kekurangan reseptor yang digunakan oleh virus untuk menginfeksi sel.
Para ilmuwan percaya orang-orang ini kemudian mengembangkan sistem imun yang kebal terhadap HIV. Lewin mengatakan transplantasi sumsum tulang bukanlah strategi yang tepat untuk menyembuhkan kebanyakan orang yang hidup dengan HIV.
"Namun laporan itu mengkonfirmasi bahwa penyembuhan HIV adalah mungkin dan lebih jauh memperkuat penggunaan terapi gen sebagai strategi yang layak untuk penyembuhan HIV," ungkapnya.
Studi ini menunjukkan elemen penting untuk keberhasilan adalah transplantasi sel yang resistan terhadap HIV. Sebelumnya, para ilmuwan percaya bahwa efek samping transplantasi sel induk umum yang disebut penyakit graft-versus-host, di mana sistem kekebalan donor menyerang sistem kekebalan penerima, berperan dalam kemungkinan penyembuhan.
"Secara keseluruhan, ketiga kasus penyembuhan pasca transplantasi sel induk ini semuanya membantu dalam mengungkap berbagai komponen transplantasi yang benar-benar merupakan kunci penyembuhan, tukas Lewin.