Temuan Baru! Covid-19 Bisa Bikin Otak 20 Tahun Lebih Tua, Benarkah?

Nusantaratv.com - 05 Mei 2022

Ilustrasi covid-19/ist
Ilustrasi covid-19/ist

Penulis: Andi Faisal | Editor: Ramses Manurung

Nusantaratv.com - Para ilmuwan dan ahli medis terus melakukan penelitian tentang pandemi covid-19. Termasuk dampak yang ditimbulkan virus corona pada otak manusia. 

Meski covid-19 tergolong penyakit pernapasan, namun studi terbaru menyebutkan pasien yang terinfeksi dikatakan mengalami serangkaian efek pada otak. Hal itu menyebabkan gejala seperti kabut otak, kebingungan, kehilangan penciuman dan rasa bersama dengan risiko stroke.

Bahkan beberapa penelitian mengklaim bahwa virus SARs-CoV-2 dapat menyebabkan percepatan penuaan.

Para peneliti telah menyarankan beberapa otak pasien mungkin mengalami dampak penuaan hingga 10 tahun. Sebuah penelitian baru-baru ini yang diterbitkan dalam jurnal kedokteran klinis telah menemukan dampak mental yang bertahan lama dari Covid-19 yang parah dapat setara dengan usia 20 tahun.

Penelitian yang dilakukan tim peneliti dari University of Cambridge dan Imperial College London ini melibatkan 46 peserta yang telah dirawat karena Covid-19 di Addenbrooke’s Hospital di Cambridge.

Ditemukan, para pasien menderita gangguan dan kehilangan kognitif yang serupa dengan apa yang biasanya terlihat pada orang berusia 50 hingga 70 tahun, atau ketika kehilangan 10 poin IQ.

Selain itu, para ilmuwan menemukan bahwa efek ini ada lebih dari enam bulan setelah penyakit parah dan pemulihannya sangat bertahap.

"Puluhan ribu orang telah melalui perawatan intensif dengan Covid-19 di Inggris saja dan banyak lagi yang akan sangat sakit, tetapi tidak dirawat di rumah sakit. Ini berarti ada banyak orang di luar sana yang masih mengalami masalah dengan kognisi berbulan-bulan kemudian. Kami sangat perlu melihat apa yang bisa dilakukan untuk membantu orang-orang ini," kata Profesor Adam Hampshire dari Imperial College London, dan penulis studi, mengutip suaracom.

Bukti yang berkembang menunjukkan Covid-19 dapat memengaruhi otak, yang menyebabkan masalah kesehatan mental dan kognitif yang bertahan lama. Gejala seperti kabut otak, kelelahan, gangguan tidur, kecemasan dan PTSD telah dilaporkan oleh pasien beberapa bulan setelah pemulihan mereka.

Penelitian baru-baru ini mencatat pasien covid-19 yang pulih dan mengalami penyakit parah menderita kehilangan kognitif.

"Kerusakan kognitif umum terjadi pada berbagai gangguan neurologis, termasuk demensia, dan bahkan penuaan rutin," tukas Profesor David Menon, penulis studi lain.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close