Nusantaratv.com - Perawat memiliki kecenderungan tinggi untuk melakukan bunuh diri. Di mana kecil kemungkinan mereka meminta bantuan kepada orang lain untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
Hal itu terungkap dalam sebuah studi yang dipublikasikan di American Journal of Nursing, seperti dikutip dari UPI, Sabtu (23/10/2021). Perawat di Amerika Serikat (AS) memiliki kesadaran tinggi untuk bunuh diri dibandingkan pekerja lain dan cenderung tidak memberi tahu siapa pun mengenai hal ini, menurut temuan para peneliti di Mayo Clinic.
Didasarkan pada survei terhadap lebih dari 7.000 perawat yang mencakup pertanyaan tentang kelelahan, depresi, dan kesejahteraan. Survei tersebut dilakukan pada 2017 sebelum pandemi Covid-19 yang semakin membebani tenaga kesehatan.
Survei menemukan lebih dari 400 perawat, atau 5,5 persen dari responden, dilaporkan memiliki pikiran untuk melakukan bunuh diri dalam satu tahun terakhir. Para peneliti juga mengirimkan survei ke bagian lintas angkatan kerja umum, di mana 4,3 persen di antaranya memiliki kecenderungan untuk bunuh diri.
Survei menemukan 84,2 persen perawat bersedia mencari bantuan profesional untuk masalah emosional yang serius. Namun, hanya 72,6 persen perawat yang berpikir untuk bunuh diri melaporkan kesediaannya untuk mendapatkan bantuan. Sementara 85 persen perawat yang tidak berpikir untuk bunuh diri mengatakan jika mereka bersedia untuk mendapatkan bantuan.
"Meskipun perawat merupakan kelompok profesional perawatan kesehatan terbesar, secara mengejutkan hanya sedikit yang diketahui tentang faktor risiko bunuh diri mereka," demikian bunyi penelitian tersebut.
"Bunuh diri itu sulit dipelajari," lanjutnya.
Studi ini juga menemukan kelelahan berhubungan erat dengan pikiran untuk bunuh diri di kalangan perawat. Para peneliti mengatakan temuan mereka menunjukkan ada kebutuhan mendesak untuk melakukan intervensi dalam mengatasi kelelahan dan pikiran bunuh diri di kalangan perawat.
"Sementara temuan penelitian kami cukup serius, kami menyadari dampak pandemi saat ini telah secara dramatis memperparah situasi," kata Dr. Liselotte Dyrbye, internis Mayo Clinic dan penulis senior studi tersebut dalam pernyataannya.
"Kebutuhan intervensi tingkat sistem untuk meningkatkan kehidupan kerja perawat dan anggota tim perawatan kesehatan lainnya lebih besar dari sebelumnya," lanjutnya.
Studi ini juga merujuk survei perawat oleh American Nurses Association pada Januari dan Februari lalu di mana 23 persen responden melaporkan merasa tertekan dan 1 persen memiliki pikiran untuk bunuh diri.
Ini juga merujuk pada penelitian lain yang menyimpulkan jika perawat lebih mungkin meninggal karena bunuh diri daripada orang-orang dalam populasi umum.