Studi: Diet Rendah Daging Bisa Kurangi Risiko Kanker

Nusantaratv.com - 24 Februari 2022

Ilustrasi diet rendah daging bisa mengurangi risiko kanker. (Healthline)
Ilustrasi diet rendah daging bisa mengurangi risiko kanker. (Healthline)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Sebuah studi yang diterbitkan pada Rabu (23/2/2022) oleh jurnal BMC Medicine menemukan makan dengan sedikit daging per pekan bisa menurunkan risiko seseorang terkena kanker.

Data menunjukkan risiko kanker 2 persen lebih rendah di antara orang yang makan daging lima kali atau kurang per pekan dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi lebih banyak. Dibandingkan dengan semua orang yang mengonsumsi daging, kata peneliti, risiko kanker 10 persen lebih rendah di antara mereka yang makan ikan, tetapi bukan daging.

Peneliti juga mengungkapkan vegetarian dan vegan memiliki risiko penyakit 14 persen lebih rendah dibandingkan dengan orang yang makan daging lebih dari lima kali per pekan. "Mengikuti diet vegetarian, pescatarian, atau rendah daging dapat dikaitkan dengan risiko yang lebih rendah untuk didiagnosis menderita kanker," ujar penulis studi Cody Watling, dikutip dari UPI, Kamis (24/2/2022).

"Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan dengan jumlah yang lebih besar dari vegetarian dan pescatarians atau pemakan ikan, untuk lebih mengeksplorasi dan memahami asosiasi ini," kata Watling, seorang mahasiswa doktor dalam epidemiologi kanker di University of Oxford di Inggris.

Mengonsumsi daging merah dalam jumlah besar telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker usus besar dalam penelitian sebelumnya. Para ilmuwan percaya makanan ini mempengaruhi kesehatan mikrobioma usus - bakteri di saluran pencernaan yang membantu metabolisme dan memainkan peran penting dalam kesehatan secara keseluruhan.

Akibatnya, American Cancer Society merekomendasikan membatasi asupan daging merah, atau daging sapi, dan daging olahan sebagai bagian dari rencana diet yang dirancang untuk mengoptimalkan kesehatan dan mengurangi risiko kanker.

Untuk penelitian ini, Watling dan rekan-rekannya menganalisis data diet dan diagnosis kanker yang dikumpulkan dari lebih dari 472.000 orang dewasa Inggris berusia 40 hingga 70 tahun yang berpartisipasi dalam proyek UK Biobank, sebuah basis data biomedis dengan informasi genetik dan kesehatan untuk 500.000 orang.

Peserta melaporkan seberapa sering mereka makan daging dan ikan, dan peneliti menghitung kejadian kanker baru yang berkembang selama periode rata-rata 11 tahun, berdasarkan catatan kesehatan.

Peneliti menyebutkan lebih dari separuh peserta, yakni 52 persen, melaporkan makan daging lebih dari lima kali per pekan, sementara 44 persen mengindikasikan mereka mengonsumsinya lima kali atau kurang per pekan.

Selain itu, 2 persen mengatakan mereka makan ikan, tetapi bukan daging, dan 2 persen adalah vegetarian atau vegan. Di antara semua peserta, hampir 55.000, atau 12 persen, mengembangkan kanker selama masa studi.

Mereka yang makan daging lima kali atau kurang per pekan memiliki risiko 9 persen lebih rendah untuk kanker kolorektal dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi lebih banyak.

Risiko kanker prostat adalah 20 persen lebih rendah di antara pria yang makan ikan tetapi bukan daging dan 31 persen lebih rendah di antara pria yang mengikuti diet vegetarian dibandingkan dengan mereka yang makan daging lebih dari lima kali per pekan.

Wanita pasca-menopause yang mengikuti diet vegetarian memiliki risiko 18 persen lebih rendah untuk terkena kanker payudara dibandingkan mereka yang makan daging lebih dari lima kali per pekan, mungkin karena wanita vegetarian memiliki berat badan yang lebih rendah.

Namun, kata para peneliti, hal ini tidak berarti diet yang mengandung banyak daging menyebabkan kanker. Selain itu, karena data diet Biobank Inggris dikumpulkan pada satu titik waktu, bukan selama beberapa tahun, data tersebut mungkin tidak mewakili kebiasaan makan peserta seumur hidup.

"Ada senyawa berbeda yang ditemukan dalam daging merah dan daging olahan, baik yang dimasak atau ditambahkan selama pemrosesan, yang dapat merusak sel dan oleh karena itu dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal," terangnya.

"Namun, untuk jenis kanker lain, di luar kolorektal, tidak ada bukti meyakinkan yang menunjukkan bahwa mengonsumsi daging dikaitkan dengan risiko kanker lainnya," tukas Watling.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])