Nusantaratv.com - Tak lama lagi umat Islam akan menjalankan ibadah puasa. Puasa Ramadhan adalah kewajiban bagi setiap muslim dengan catatan tidak sedang berhalangan, seperti sakit, haid, nifas, maupun sedang dalam perjalanan.
Lalu bagaimana dengan ibu hamil?
Ibu hamil juga diperbolehkan untuk berpuasa jika kondisi memungkinkan. Namun, ada beberapa kondisi ibu hamil yang tidak dianjurkan puasa.
Bagi para ibu hamil sebelum memutuskan puasa di trimester pertama, kedua, maupun ketiga, dianjurkan agar berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter kandungan. Jika dokter mengizinkan puasa, tentunya dokter juga akan mengingatkan ibu hamil memperhatikan sejumlah kondisi saat puasa yang bisa membahayakan janin atau bayi dalam kandungan.
Perlu diketahui, ada beberapa kondisi ibu hamil yang tidak dianjurkan puasa.
Berikut beberapa kondisi ibu hamil yang tidak dianjurkan puasa:
1. Dehidrasi
Para ibu hamil harus memenuhi asupan air mineral. Ini penting karena berguna untuk membentuk ketuban di area sekitar janin dan mendukung tumbuh kembangnya. Jangan ibu hamil sampai mengalami dehidrasi, karena bisa menyebabkan tekanan darah rendah. Dehidrasi juga dapat menyebabkan komplikasi kehamilan, bahkan cacat lahir pada bayi.
2. Mimisan
Perlu diketahui para ibu hamil rentan mengalami mimisan. Hal tersebut dikarenakan adanya perubahan hormon pada masa kehamilan, ini membuat pembuluh darah pada hidung melebar dan gampang pecah serta berdarah. Mimisan saat sedang hamil memang tidak memicu bahaya besar, namun tetap perlu diperhatikan ibu hamil mengalami mimisan saat puasa.
3. Pergerakan Janin Berkurang
Ibu hamil yang berpuasa di trimester dua atau tiga, perlu mewaspadai jika pergerakan janin berkurang dalam kandungan. Karena kondisi tersebut mengindikasikan ada masalah pada janin. Maka dari itu, disarankan agar ibu hamil membatalkan puasa jika terjadi gerak pada bayi berkurang.
4. Kehamilan Risiko Tinggi
Para ibu hamil yang mempunyai kehamilan risiko tinggi tidak dianjurkan untuk puasa. Misalnya, ibu hamil yang menderita diabetes (diabetes gestasional). Biasanya dokter tidak menganjurkan ibu yang mempunyai kehamilan risiko tinggi. Karena bisa membahayakan janin. (dari berbagai sumber)