Nusantaratv.com - Seorang pria berusia 62 tahun asal Jerman telah divaksinasi 217 kali untuk melawan Covid-19.
Apa yang dilakukan pria yang tidak disebutkan namanya itu dinilai bertentangan dengan saran dokter medis. Kasus ini didokumentasikan dalam jurnal "The Lancet Infectious Diseases", seperti dilansir dari BBC, Rabu (6/3/2024).
Suntikan vaksin diberikan secara pribadi kepada pria tersebut dalam kurun waktu 29 bulan. Para peneliti dari Universitas Erlangen-Nuremberg mengatakan, pria tersebut tampaknya tidak mengalami dampak buruk.
"Kami mengetahui kasusnya melalui artikel surat kabar," kata Dr Kilian Schober, dari departemen mikrobiologi universitas tersebut.
"Kami kemudian menghubunginya dan mengajaknya menjalani berbagai tes di Erlangen. Dia sangat tertarik melakukannya," sambungnya.
Pria itu memberikan sampel darah segar dan air liur. Para peneliti juga menguji beberapa sampel darah beku miliknya yang telah disimpan dalam beberapa tahun terakhir.
"Kami dapat mengambil sampel darah sendiri ketika pria tersebut menerima vaksinasi lebih lanjut selama penelitian atas desakan dia sendiri," tambahnya.
"Kami dapat menggunakan sampel ini untuk menentukan dengan tepat bagaimana sistem kekebalan bereaksi terhadap vaksinasi," imbuh Dr Schober.
Bukti 130 suntikan dikumpulkan oleh jaksa penuntut umum kota Magdeburg, yang membuka penyelidikan dengan tuduhan penipuan, tetapi tidak ada tuntutan pidana yang diajukan.
Vaksin Covid tidak dapat menyebabkan infeksi tetapi dapat mengajarkan tubuh cara melawan penyakit. Vaksin messenger ribonucleic acid (mRNA) bekerja dengan menunjukkan sedikit kode genetik dari virus ke sel-sel tubuh.
Sistem kekebalan tubuh kemudian harus mengenali dan mengetahui cara melawan Covid jika mereka benar-benar menghadapinya. Dr Schober khawatir stimulasi berlebihan pada sistem kekebalan dengan dosis berulang mungkin akan membuat sel-sel tertentu lelah.
Namun para peneliti tidak menemukan bukti mengenai hal ini pada pria tersebut. Dan tidak ada tanda-tanda dia pernah tertular Covid. "Yang penting, kami tidak mendukung vaksinasi berlebihan sebagai strategi untuk meningkatkan kekebalan adaptif," jelasnya.
Dan hasil tes mereka terhadap pria tersebut tidak cukup untuk membuat kesimpulan yang luas, apalagi memberikan rekomendasi kepada masyarakat umum. "Penelitian saat ini menunjukkan vaksinasi tiga dosis, ditambah dengan pemberian vaksin rutin untuk kelompok rentan, tetap menjadi pendekatan yang disukai," ujarnya di situs web universitas .
"Tidak ada indikasi bahwa diperlukan lebih banyak vaksin," lanjutnya.
Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) mengatakan vaksin Covid biasanya diberikan secara musiman tetapi beberapa orang dengan sistem kekebalan yang sangat lemah mungkin memerlukan perlindungan tambahan di lain waktu.
Nantinya NHS akan menghubungi mereka yang menurut catatan NHS mungkin memenuhi syarat. Vaksin Covid dapat menimbulkan efek samping. Dimana umumnya terjadi pada lengan yang sakit akibat suntikan.