NTV Today: Baby Blues Syndrome yang Diduga Dialami Polwan Bakar Suami di Mojokerto, Kenali Gejala dan Risikonya

Nusantaratv.com - 14 Juni 2024

Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN, dr. Irma Ardiana saat menjadi narasumber dalam program di NTV Today di Nusantara TV, Jumat (14/6/2024).
Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN, dr. Irma Ardiana saat menjadi narasumber dalam program di NTV Today di Nusantara TV, Jumat (14/6/2024).

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Seorang polisi wanita (Polwan), bernama Briptu FN, membakar suaminya yang juga anggota polisi di Mojokerto, Jawa Timur (Jatim), pada Minggu (9/6/2024), menjadi sorotan publik. 

Motif Briptu FN membakar suaminya bernama Briptu Rian Dwi Wicaksono (RDW) dipicu kekesalan karena korban selalu menggunakan uangnya untuk bermain judi online.

Banyak yang menduga pelaku mengalami baby blues syndrome. Kondisi umum yang dialami banyak ibu menderita depresi ringan pascamelahirkan.

Meski terkadang terlihat sepele, masalah kesehatan mental yang satu ini sering kali menyebabkan ibu merasa lebih emosional dan sensitif setelah melahirkan, seperti mudah sedih, marah, dan menangis.

Kondisi ini juga bisa berdampak buruk baik bagi ibu maupun bayi apabila tidak segera ditangani.

Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dr. Irma Ardiana mengatakan, baby blues syndrome merupakan bentuk depresi dan kecemasan ringan.

"Suasana hatinya terganggu setelah melahirkan. Kondisi ini kira-kira dialami ibu pada 3 sampai 4 hari setelah melahirkan, dan bisa sampai 14 hari," ujar Irma saat menjadi narasumber dalam program di NTV Today di Nusantara TV, Jumat (14/6/2024).

Menurutnya, gejala baby blues syndrome sesungguhnya bisa membaik dengan sendirinya, serta tidak terlalu mengganggu kualitas hidup dari ibu tersebut. 

"Prevalensinya memang cukup tinggi. Ini bisa saja dialami oleh ibu pada urutan anak yang ke berapa pun, tidak mesti harus anak yang pertama," sambungnya.

Akibat perubahan mood swing (kondisi berupa terjadinya perubahan suasana hati secara cepat dan drastis), membuat pengidap baby blues syndrome mudah sedih, cemas, dan perubahan suasana hati yang berkepanjangan dapat memengaruhi kesejahteraan emosional dan fisik ibu.

"Kondisi ini bisa saja merempet pada isu-isu lain. Kenapa? Karena si ibu ini mudah sedih, sangat sensitif. Jadi dia bisa marah tanpa sebab, bingung tanpa sebab, merasa takut, tidak percaya diri dan merasa gagal. Dalam arti gagal sebagai seorang ibu, merasa tidak berharga, tidak nyaman dan bisa saja tidak tertarik untuk merawat si bayi," tukas Irma. 

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])

Berita Terkait
x|close